Kamis 25 Nov 2021 13:49 WIB

Dikecewakan Australia, Prancis Incar Jual Jet Rafale ke RI

Prancis ingin kuatkan kerja sama Indopasifik dengan RI setelah kehilangan Australia.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Sebuah jet Rafale siap di dek penerbangan kapal induk Prancis
Foto: EPA-EFE / PHILIPPE LOPEZ
Sebuah jet Rafale siap di dek penerbangan kapal induk Prancis

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Prancis berupaya memperdalam hubungannya di kawasan Indo-Pasifik usai gagal mempertahankan kesepakatan pertahanan dengan Australia. Salah satunya Indonesia dengan komitmen memperkuat kemitraan strategis termasuk bidang pertahanan dalam kunjungan Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian ke RI, Rabu (24/11).

"Perjalanan ini adalah tentang menegaskan kembali komitmen Prancis terhadap Indo-Pasifik dan untuk mengintensifkan hubungan dengan Indonesia," kata seorang sumber diplomatik Prancis kepada wartawan dalam sebuah pengarahan menjelang hari kedua kunjungan Jean-Yves Le Drian.

Baca Juga

Prancis menilai kunci untuk mengembangkan hubungan itu adalah kerja sama militer yang lebih erat. Indonesia ingin meningkatkan kemampuan pertahanannya, termasuk dengan kemungkinan pembelian kapal selam, pesawat tempur dan kapal perang, di tengah ketegangan yang sedang berlangsung dengan China di Laut China Selatan yang disengketakan.

Prancis telah melakukan negosiasi dengan Jakarta selama beberapa bulan untuk penjualan 36 jet tempur Rafale. Kesepakatan itu menandatangani letter of intent pada Juni, meskipun para pejabat tidak mengharapkan kesepakatan akan disepakati sebelum akhir tahun karena masalah pembiayaan.

"Prancis menggandakan hubungan Indo-Pasifik lainnya, termasuk Indonesia, dalam arti untuk mengimbangi kehilangan Australia," kata seorang sumber diplomat Indo-Pasifik.

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan dalam pertemuannya dengan Le Drian membahas penguatan mekanisme pertemuan bilateral kedua negara dengan melibatkan bidang pertahanan. "Dan kita sepakat untuk memulai pertemuan atau mekanisme 2+2 meeting mulai tahun depan," ujarnya.

Menyoroti betapa marahnya Paris terhadap Canberra, sebuah video berdurasi dua menit yang mengumumkan perjalanan Le Drian ke Indonesia menguraikan strategi Indo-Pasifiknya yang menyebut banyak negara kawasan dengan pengecualian Australia.

Paris menuduh sekutunya menikamnya dari belakang ketika Australia memilih kapal selam bertenaga nuklir yang akan dibangun dengan teknologi AS dan Inggris alih-alih program kapal selam Prancis bernilai miliaran dolar. Canberra terus maju dengan aliansi trilateral (AUKUS) tidak termasuk Prancis. Ini dinilai dikatakan sangat penting untuk mengatasi ancaman yang dirasakan China di kawasan itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement