REPUBLIKA.CO.ID, KEMEROVO - Ledakan dahsyat di tambang batu bara di Siberia menewaskan 52 penambang dan penyelamat, Kamis (25/11) waktu setempat. Sementara sebanyak 239 orang berhasil diselamatkan.
Insiden ini terjadi di tambang Listvyazhnaya, wilayah Kemerovo, barat daya Siberia. Kantor berita Interfax mengutip perwakilan pemerintah daerah menyebutkan jumlah korban tewas 52 orang.
Para korban meninggal karena keracunan karbon monoksida termasuk tim penyelamat. Kronologi insiden dimulai beberapa jam setelah ledakan gas metana. Api kemudian memenuhi tambang dengan asap beracun.
Tim penyelamat menemukan 14 jasad saat itu. Namun kemudian terpaksa menghentikan pencarian 38 lainnya karena penumpukan gas metana dan karbon monoksida dari api.
Saat ledakan terjadi, sebanyak 285 orang berada di tambang Listvyazhnaya. Tim penyelamat berhasil menyelamatkan 239 penambang, 49 di antaranya terluka, dan menemukan 11 jasad lagi.
Kemudian pada hari itu, enam penyelamat juga tewas saat mencari korban lain yang terperangkap di bagian terpencil tambang. Wakil jaksa agung Rusia, Dmitry Demeshin, mengatakan kebakaran kemungkinan besar disebabkan oleh ledakan metana yang disebabkan oleh percikan api.
Usai ledakan, para penambang yang selamat kemudian mengemukakan keterkejutan mereka bisa selamat. "Dampak. Udara. Debu. Dan kemudian kami mencium bau gas dan baru mulai berjalan keluar, sebanyak yang kami bisa," kata salah satu penambang yang selamat, Sergey Golubin seperti dikutip laman The Guardian, Jumat (26/11).
"Kami bahkan tidak menyadari apa yang terjadi pada awalnya dan mengambil beberapa gas," ujarnya menambahkan.
Ledakan metana yang dilepaskan dari lapisan batu bara selama penambangan jarang terjadi, tetapi menyebabkan kematian paling banyak di industri penambangan batu bara. Kantor berita Interfax melaporkan para penambang memiliki pasokan oksigen yang biasanya berlangsung selama enam jam yang hanya bisa diperpanjang untuk beberapa jam lagi.
Komite Investigasi Rusia telah meluncurkan penyelidikan kriminal atas pelanggaran peraturan keselamatan yang menyebabkan kematian. Dilaporkan direktur tambang dan dua manajer senior ditahan.
Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban dan memerintahkan pemerintah untuk menawarkan semua bantuan yang diperlukan kepada mereka yang terluka. Pejabat daerah menyatakan tiga hari berkabung.
Kebakaran Kamis bukanlah kecelakaan mematikan pertama di tambang Listvyazhnaya. Pada 2004, ledakan metana menyebabkan 13 penambang tewas. Pada 2007, ledakan metana di tambang Ulyanovskaya di wilayah Kemerovo menewaskan 110 penambang dalam kecelakaan tambang paling mematikan sejak zaman Soviet.
Pada 2016, 36 penambang tewas dalam serangkaian ledakan metana di tambang batu bara di ujung utara Rusia. Setelah insiden itu, pihak berwenang menganalisis keamanan 58 tambang batu bara di negara itu dan menyatakan 20 di antaranya, atau 34 persen, berpotensi tidak aman.