REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Varian SARS-CoV-2 baru memiliki banyak mutasi pada bagian spike protein-nya. Ahli menilai, mutasi membuat virus penyebab Covid-19 ini lebih mudah menginfeksi orang yang sudah divaksinasi dan berpotensi menurunkan proteksi vaksin hingga 40 persen.
Varian yang disebut sebagai B.1.1.529 itu merupakan varian yang paling berkembang dengan total 50 mutasi. Sebanyak 32 mutasi di antaranya dinilai mengkhawatirkan.
Beberapa ahli membandingkan varian B.1.1.529 dengan varian beta yang ditemukan pertama kali di Afrika Selatan pada 2020 akhir. Varian beta diketahui dapat menurunkan efikasi vaksin Covid-19 sebanyak 30-40 persen.
Direktur Rosalind Franklin Institute, Prof James Naismith, menilai varian B.1.1.529 hampir pasti akan membuat vaksin menjadi kurang efektif. Alasannya, varian ini tampak mirip dengan varian lain bernama B.1.1.
"Tampaknya varian ini menyebar lebih cepat, tapi kita belum mengetahui itu," jelas Prof Naismith.