REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Knesset, parlemen Israel, merekomendasikan agar Kementerian Pendidikan memasukkan pelajaran Sejarah Yahudi di kompleks Masjid Al-Aqsa ke dalam kurikulum. Direkomendasikan pula agar mata pelajaran tersebut diajarkan dengan cara mengunjungi langsung Yerusalem Timur.
Dalam rekomendasinya, Komite Pendidikan Knesset menyatakan bahwa materi pelajaran terkait Sejarah Yahudi di Kompleks Masjid Al-Aqsa tidak diajarkan secara benar di sekolah-sekolah Yahudi di Israel. "Pelajaran itu harus dimasukkan dalam kurikulum matrikulasi," kata Komite Pendidikan, sebagaimana ditulis surat kabar Yisrael Hayom, yang berbasis di Tel Aviv, pekan ini.
Menurut rekomendasi Knesset, anak-anak sekolah Israel harus mengambil kursus sejarah di situs di mana Bait Suci Kedua berdiri selama periode Helenistik. Anak-anak Israel harus mengunjungi situs itu sembari diberikan penjelasan.
Rekomendasi baru ini diprakarsai oleh anggota partai sayap kanan, New Hope. Sementara itu, polisi Israel mengatakan bahwa tak ada halangan untuk membuat kunjungan belajar ke Al-Aqsa.
"Tidak ada hambatan hukum," kata polisi Israel sebagaimana dikutip dari Middle East Eye, Jumat (26/11). Hanya saja, aparat yang mengawal para siswa tak boleh membawa senjata.
Kota Tua Yerusalem dan kompleks al-Aqsa, yang dikenal dalam Yudaisme sebagai Temple Mount, merupakan objek yang paling sensitif dalam konflik Israel-Palestina. Al-Aqsa adalah salah satu situs Islam yang paling dihormati. Di sisi lain, Al-Aqsa juga merupakan situs paling suci dalam Yudaisme, di mana orang-orang Yahudi percaya bahwa kuil Yahudi pertama dan kedua pernah berdiri di sana.