Senin 29 Nov 2021 00:22 WIB

Ini Cerita Dokter yang Pertama Kali Rawat Pasien Omicron

Dr Coetzee melaporkan temuannya kepada otoritas Afsel pada 18 November 2021.

Rep: Andri Saubani, Dian Fath Risalah/ Red: Andri Saubani
Masker yang terbuat dari kain tradisional Afrika untuk dijual di sebuah butik di Cape Town, Afrika Selatan, 26 November 2021. Pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bertemu dengan pejabat kesehatan Afrika Selatan untuk membahas varian yang sangat bermutasi yang disebut B.1.1.529. 60 kasus telah dikonfirmasi di Afrika Selatan.
Foto:

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memastikan varian Omicron tersebut belum ada di Indonesia. "Sampai sekarang Indonesia belum teramati adanya varian Omicron ini," kata Budi dalam konfrensi pers secara daring, Ahad (28/11).

Sampai saat ini sudah ada 128 kasus yang terkonfirmasi di setidaknya sembilan negara. Varian yang pertama kali dilaporkan oleh Afrika Selatan ini juga diketahui memiliki mutasi terbanyak dibandingkan varian lainnya.

"Jadi kita lihat kasus konfirmasi positif itu sembilan negara dengan 128 kasus. Kasus yang masih mungkin masih ada di empat negara lainnya. Jadi total ada 13 negara sembilan sudah pasti ada empat masih kemungkinan ada. Jadi kita juga tidak perlu terlalu panik terburu-buru dan mengambil kebijakan yang tidak berbasis data," tegas Budi.

Budi berjanji, pihaknya akan memperketat pengawasan di pintu masuk Indonesia. Pengunjung dari luar negeri kini wajib karantina selama 7 hari dan semua sampel yang terdeteksi positif akan dilakukan tes genom sekuensing.

"Kami akan pastikan semua kantor karantina pelabuhan di udara, laut, dan darat bekerja dengan keras. Kebijakan kita semua kedatangan internasional akan kita tes PCR, kalau positif genom sekuensing" ujar Budi.

Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia PBB (WHO) menamakan varian baru virus corona yang ditemukan di Afrika Selatan sebagai Omicron. Varian ini kini juga berada dalam daftar perhatian WHO.

Virus corona jenis baru ini sebelumnya bernama B.1.1.529. Menurut WHO, kasus positif akibat varian ini meningkat di hampir semua provinsi di Afrika Selatan.

"Varian ini memiliki sejumlah besar mutasi, beberapa di antaranya mengkhawatirkan," begitu pernyataan resmi WHO. Varian Omicron pertama kali dilaporkan ke WHO dari Afrika Selatan pada 24 November lalu.

photo
Progres pengembangan vaksin Covid-19 Unair. - (Republika)

Dian Fath Risalah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement