Senin 29 Nov 2021 07:03 WIB

Amerika Serikat Kembali Usir Diplomat Rusia

Hubungan Amerika Serikat dan Rusia terus memburuk

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nashih Nashrullah
Hubungan Amerika Serikat dan Rusia terus memburuk. Bendera Amerika Serikat dan Rusia
Foto: Reuters
Hubungan Amerika Serikat dan Rusia terus memburuk. Bendera Amerika Serikat dan Rusia

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Duta Besar Rusia untuk Amerika Serikat (AS) Anatoly Antonov mengatakan bahwa 27 diplomat dan keluarga mereka diusir dari Amerika Serikat. Mereka akan pergi pada 30 Januari.

"Diplomat kami diusir ... Sekelompok besar rekan saya, 27 orang dengan keluarga, akan meninggalkan kami pada 30 Januari ... Kami menghadapi kekurangan staf yang serius," kata  Antonov dalam sebuah wawancara video untuk siaran langsung Youtube Soloviev  pada Sabtu (27/11) malam. 

Baca Juga

Rusia sebelumnya mengatakan bahwa lebih dari 100 diplomatnya dengan keluarga telah dipaksa meninggalkan Amerika Serikat sejak 2016 ketika hubungan antara kedua negara memburuk. 

Pada 29 Oktober lalu,  menurut juru bicara Kementerian Luar Negeri Maria Zakharova, hampir 200 diplomat Rusia masih dalam pekerjaan di Amerika Serikat, termasuk staf misi Rusia untuk PBB. 

Pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan bulan lalu bahwa staf misi AS di Rusia telah menyusut menjadi 120 dari 1.200 pada awal 2017. 

Kondisi ini usai serangkaian pengusiran dan pembatasan, serta sulit untuk melanjutkan apa pun selain kehadiran sementara di kedutaan.

Kedutaan Besar Amerika Serikat di Moskow berhenti memproses visa non-diplomatik tahun ini dan menambahkan orang Rusia ke daftar warga negara tunawisma yang hanya dapat mengajukan visa di negara ketiga. 

Rusia menjadi negara ke-10 dalam daftar tersebut, setelah Kuba, Eritrea, Iran, Libya, Somalia, Sudan Selatan, Suriah, Venezuela, dan Yaman. 

Pemerintah Rusia dan Amerika Serikat telah sekian lama berbeda pandangan soal berbagai masalah. Hubungan kedua negara juga semakin merosot setelah Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan bahwa ia yakin Presiden Rusia Vladimir Putin adalah pembunuh. 

Baca juga : Omicron, Pemerintah Tutup Pintu Masuk 11 Negara

Ketegangan sempat menurun usai Biden bertemu dan melakukan pembicaraan dengan Putin pada 16 Juni. Pertemuan tersebut bahkan mengarah pada kembalinya aliran dana dari sejumlah investor asing ke obligasi pemerintah Rusia. 

"Kami berharap akal sehat akan menang dan kita bisa memulihkan keberadaan diplomat Rusia serta Amerika di Amerika Serikat dan Rusia berdasarkan prinsip timbal balik," kata Antonov.  

sumber : Reuters/Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement