Selasa 30 Nov 2021 21:33 WIB

Malaysia Tangguhkan Endemi Akibat Varian Omicron

Malayia terpaksa menangguhkan fase peralihan ke endemi demi antisipasi Omicron.

Malayia terpaksa menangguhkan fase peralihan ke endemi demi antisipasi Omicron.
Foto: Antara/Agus Setiawan
Malayia terpaksa menangguhkan fase peralihan ke endemi demi antisipasi Omicron.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Pemerintah Malaysia menangguhkan peralihan fase pandemi COVID-19 ke endemi akibat merebaknya varian baru Omicron dengan memperketat perbatasan internasional. "Musyawarah Menteri COVID-19 hari ini memutuskan untuk menangguhkan usaha kita beralih dari fase 'pandemi ke endemi' hingga kita mengetahui lebih lanjut tentang Omicron," kata Menteri Pertahanan Malaysia, Hishamuddin Hussein usai rapat di Kuala Lumpur, Selasa (30/11).

Dia mengatakan, penangguhan peralihan fase endemi merupakan salah satu dari beberapa pendekatan yang segera dilaksanakan. Dia mengatakan, pendekatan lainnya adalah pengawalan perbatasan internasional yang lebih ketat terhadap negara-negara yang telah melaporkan penyebaran Omicron.

Baca Juga

"Kementerian Kesehatan Malaysia akan mengumumkan secara terperinci tidak lama lagi," katanya.

Pada masa sekarang, ujar dia, prosedur operasi standar (SOP) dalam negara untuk negara-negara bagian dalam fase tiga dan empat masih berlaku. "Rakyat diharapkan terus berwaspada dan berdisiplin dalam menjaga keselamatan diri dan orang sekeliling," katanya.

Hishammuddin mengatakan, varian baru ini bukan saja telah menular di selatan benua Afrika, tetapi juga di beberapa negara antara lain diItalia, Denmark, Australia, Inggris, Belgia dan Hong Kong. 

"Walaupun hingga hari ini kita tidak dengar kasus di negara kita, tetapi tindakan berhati-hati terus dilaksanakan," katanya.

Menanggapi usulan Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa, agar pembatasan perjalanan ke negara tersebut dibatalkan.  Hishammuddin mengatakan keputusan untuk menutup adalah berlandaskan risiko keselamatan dan nasihat dari Kementerian Kesehatan Malaysia (KKM).

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement