REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Utara bersiap untuk menghadapi perjuangan dan tantangan yang sangat besar dalam bidang ekonomi dan pembangunan pada tahun depan. Tantangan itu terutama kemajuan di sejumlah sektor seperti pertahanan, pertanian, dan konstruksi.
"Tahun depan akan menjadi tahun yang penting karena kita harus melakukan perjuangan yang sangat besar seperti yang kita lakukan tahun ini,” ujar Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un.
Kim mengatakan Korea Utara masih menghadapi kesulitan ekonomi pada tahun depan. Sebelumnya awal tahun ini, Partai Buruh yang berkuasa meluncurkan rencana ekonomi lima tahun. Kim mengklaim rencana ini berhasil mendorong perekonomian dan memenuhi target kebijakan.
“Sangat menggembirakan perubahan positif telah dilakukan dalam urusan negara secara keseluruhan termasuk politik, ekonomi, budaya, dan pertahanan negara yang dibuktikan dengan pengelolaan ekonomi negara yang stabil dan keberhasilan besar yang dibuat di sektor pertanian dan konstruksi,” kata Kim.
Melalui rencana ekonomi lima tahun tersebut, Kim telah berupaya untuk meningkatkan ekonomi dan pasokan listrik. Namun sejumlah badan PBB mengatakan Korea Utara masih menghadapi kekurangan makanan dan listrik. Kondisi ini diperburuk oleh sanksi yang dijatuhkan atas program nuklir dan rudal Korea Utara, termasuk pandemi Covid-19 dan bencana alam.
Sejauh ini, Korea Utara belum mengonfirmasi kasus virus corona. Namun negara tersebut telah menutup perbatasan dan memberlakukan pembatasan perjalanan domestik, termasuk tindakan lainnya untuk mengendalikan atau mencegah wabah.