Jumat 03 Dec 2021 13:45 WIB

Ilmuwan Iran Kaki Tangan Mossad Terlibat Sabotase Nuklir

Jewish Chronicle menyebut agen Iran bertanggung jawab atas sabotase nuklir di Natanz

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
Badan Tenaga Atom Iran merilis foto situs nuklir Natanz yang terbakar. Jewish Chronicle menyebut agen Iran bertanggung jawab atas sabotase nuklir di Natanz.
Foto:

New York Times melaporkan pejabat intelijen AS dan Israel bersumsi ledakan itu adalah serangan siber. Fasilitas Natanz sebelumnya menjadi target worm komputer AS-Israel bernama Stuxnet, yang menyebabkan kerusakan parah pada sentrifugal pemurnian uranium pada 2009 dan 2010. Pada Agustus, New York Times melaporkan Yerusalem telah memberikan pemberitahuan kepada AS mengenai serangan di pabrik nuklir Iran, sekitar kurang dari dua jam sebelum ledakan.

Israel berusaha untuk menghalangi pemulihan hubungan Amerika Serikat (AS)-Iran pada kesepakatan nuklir 2015, atau JCPOA, yang akan menghapus sanksi ekonomi terhadap Teheran. Amerika Serikat di bawah pemerintahan mantan presiden Donald Trump secara sepihak menarik diri dari kesepakatan JCPOA pada 2018. Setelah pemerintahan Trump menarik diri dari kesepakatan itu, Iran mulai mundur dari komitmennya dalam membuat senjata nuklir.

Iran memurnikan uranium ke tingkat kemurnian yang lebih tinggi dari batasan yang ditetapkan dalam JCPOA. Namun Iran mengatakan mereka siap untuk kembali ke batasan pemurnian uranium sesuai kesepakatan setelah AS mencabut sanksi ekonomi Iran.

Israel tidak menyukai kesepakatan JCPOA dan secara konsisten menuduh Iran terus berupaya mengembangkan senjata nuklir. Namun, otoritas agama Iran telah menetapkan senjata nuklir dan semua senjata pemusnah massal bertentangan dengan hukum Islam. Teheran mengatakan mereka meningkatkan pemurnian uranium untuk pembangkit listrik dan penelitian medis.

Bulan lalu, pemerintah Israel menyetujui anggaran senilai 1,5 miliar dolar AS untuk menyusun rencana serangan potensial terhadap fasilitas nuklir Iran. Awal pekan ini, intelijen Israel dilaporkan memberikan bukti kepada AS bahwa Iran sedang bersiap untuk memurnikan uranium hingga kemurnian 90 persen yang mendekati tingkat senjata.

Iran sejauh ini mengaku memurnikan uranium hingga 60 persen. Sumber intelijen mencatat Iran masih membutuhkan satu hingga dua tahun untuk mengembangkan teknologi senjata yang memadai dan mengubah uranium dengan kemurnian tinggi menjadi bom nuklir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement