REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN –- Warga Jerman yang belum divaksinasi Covid-19 tidak akan diizinkan memasuki ruang publik, seperti taman rekreasi, tempat kebudayaan, atau toko-toko non-esensial. Kasus baru virus Corona yang masih tinggi di sana membuat Jerman mempertimbangkan opsi wajib vaksinasi.
Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan, langkah-langkah demikian memang perlu diambil guna menekan kasus baru Covid-19. Di sisi lain, hal itu dapat menghindarkan rumah sakit dari kelebihan beban. “Situasi di negara kita serius,” ujar Merkel seusai bertemu para pemimpin federal dan negara bagian Jerman, Kamis (2/11).
Dia mengungkapkan, para pejabat juga setuju mewajibkan penggunaan masker di sekolah-sekolah dan memberlakukan pembatasan baru untuk pertemuan pribadi. Merkel pun mendukung proposal paling kontroversial, yakni membuat vaksinasi Covid-19 menjadi wajib. Ia mengatakan parlemen akan memperdebatkan proposal tersebut dengan masukan dari komite etika nasional.
Menurut Merkel, jika disahkan, peraturan itu dapat berlaku pada awal Februari. Merkel mengatakan, jika masih menjadi anggota parlemen, dia akan mendukung proposal tersebut.
Masa jabatan Merkel sebagai kanselir akan segera berakhir. Menteri Keuangan Jerman Olaf Scholz diperkirakan bakal terpilih sebagai kanselir baru oleh koalisi kiri-moderat pekan depan. Sama seperti Merkel, dia pun mendukung peraturan wajib vaksinasi. “Jika kita memiliki tingkat vaksinasi yang lebih tinggi, kita tidak akan membahas ini sekarang,” ujar Scholz.
Sekitar 68,7 persen populasi di Jerman sudah divaksinasi lengkap. Angka itu masih jauh di bawah minimal 75 persen yang ditargetkan pemerintah. Jerman masih menyaksikan peningkatan kasus baru Covid-19. Pada Kamis, negara tersebut mencatatkan lebih dari 70 ribu kasus selama 24 jam terakhir. Sejauh ini, Jerman sudah melaporkan 6,07 juta kasus Covid-19 dengan korban meninggal mencapai 103 ribu jiwa.