Jumat 03 Dec 2021 17:14 WIB

Twitter Tutup Ribuan Akun Propaganda China

Cicitan pada akun tersebut menggunakan foto, akun, dan profil warga Uighur palsu.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Twitter
Foto: EPA
Twitter

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Twitter menutup ribuan akun yang disebut disponsori China karena dianggap berusaha melawan bukti pelanggaran hak asasi manusia di Xinjiang. Menurut para ahli, ini adalah operasi propaganda China yang memalukan.

Seperti dilansir laman the Guardian, Jumat (3/12), cicitan pada akun-akun tersebut menggunakan foto, akun, dan profil warga Uighur palsu untuk menyebarkan propaganda negara. Akun-akun tersebut juga kerap membagikan kesaksian palsu tentang kehidupan bahagia warga Uighur.

Baca Juga

Akun-akun ini berupaya menghilangkan bukti dari kampanye penindasan selama bertahun-tahun di Xinjiang yang mendeteksi adanya interniran massal, program pendidikan ulang, tuduhan kerja paksa, hingga sterilisasi.

Jaringan akun tersebut diketahui sering berbagi tema dan konten, tapi sering kali menggunakan akun yang digunakan kembali untuk konten pornografi atau drama Korea dengan sedikit keterlibatan kecuali jika diperkuat oleh diplomat dan pejabat China. Twitter memang dilarang di China, tapi para pejabat mereka sering mengoperasikan akun di luar negeri.

Menurut analis di lembaga thinktank Australian Strategic Policy Institute (ASPI), konten dari 2.160 akun yang ditutup Twitter sering kali diproduksi secara memalukan. Konten-konten tersebut memberikan tingkat penyangkalan yang tidak masuk akal dan memperkeruh masalah di sekitar masalah tersebut.

Akun yang terkait dengan operasi Cina ada dalam dua set. Set pertama adalah yang terbesar, yakni jaringan dari 2.048 akun yang memperkuat narasi Partai Komunis China terkait dengan Xinjiang. Set kedua dari 112 akun yang terhubung ke Budaya Changyu, sebuah perusahaan swasta yang menurut ASPI muncul untuk nantinya dikontrak oleh otoritas regional Xinjiang dalam membuat video orang Uighur mendukung pemerintah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement