REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Stasiun televisi CNN memecat pembawa acara Chris Cuomo setelah menerima 'informasi tambahan' dalam penyelidikan upaya membantu kakak laki-lakinya mantan walikota New York Andrew Cuomo dalam tuduhan pelecehan seksual. Cuomo merupakan pembawa acara program berita paling banyak ditonton di CNN.
Sebelumnya ia sudah diberhentikan sementara tanpa batas waktu pada Selasa (30/11) lalu. Ia mengaku pada Mei lalu melanggar sejumlah peraturan stasiun berita kabel itu dengan memberi saran pada kakaknya tentang bagaimana mengatasi tuduhan pelecehan seksual dalam perspektif komunikasi massa.
Andrew Cuomo dipaksa mengundurkan diri dari jabatannya Agustus silam setelah muncul beberapa tuduhan pelecehan seksual. Ia membantah semua tuduhan tersebut.
"Chris Cuomo diskors pada awal pekan ini sambil menunggu evaluasi informasi baru selanjutnya dalam mengungkapkan keterlibatannya membela kakaknya. Kami mempekerjakan firma hukum terhormat untuk melakukan peninjauan dan telah memberhentikannya segera," kata CNN dalam pernyataannya, Sabtu (4/12).
Dalam pernyataanNya di Twitter, Cuomo mengatakan ia kecewa dengan keputusan tersebut. "Bukan seperti ini saya ingin mengakhiri masa saya di CNN tapi saya sudah memberitahu Anda mengapa dan bagaimana saya membantu kakak saya," katanya.
Dalam jurnalisme, menggunakan posisi jurnalis atau melakukan investigasi untuk alasan atau kepentingan pribadi dianggap pelanggaran etika. Cuomo awalnya diskor setelah Jaksa Agung New York Letitia James merilis pesan singkat yang menunjukkan ia menggunakan sumbernya untuk mencari tahu mengenai kasus pelecehan seksual kakaknya dan perempuan-perempuan yang terlibat di dalamnya.
Andrew Cuomo didakwa atas pelanggaran seksual ringan pada 29 Oktober lalu. Politikus 63 tahun itu menjadi tokoh nasional selama pandemi Covid-19 ketika New York menjadi pusat wabah virus corona.
Chris Cuomo yang sempat positif Covid-19 dan melakukan isolasi mandiri mengikuti pertemuan virtual kakaknya dengan jurnalis lain. Ayah dari dua bersaudara itu merupakan mantan gubernur New York Mario Cuomo.