REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Polisi Turki telah menggagalkan upaya pembunuhan terhadap Presiden Recep Tayyip Erdogan. Polisi menemukan sebuah alat peledak di bawah mobil pribadi milik seorang petugas polisi yang ditugaskan untuk memberikan keamanan dalam sebuah acara yang dihadiri oleh Erdogan.
Seperti dilansir Middle East Monitor, Senin (6/12), perangkat peledak itu ditemukan di kota kecil Nusaybin, yang terletak di tenggara provinsi Mardin dekat perbatasan Suriah. Petugas polisi yang mobilnya dipasang alat peledak itu akan mengemudi sejauh 200 kilometer ke wilayah Siirt. Rencananya Erdogan akan berkunjung ke wilayah tersebut dan berbicara kepada audiensi lokal tentang keadaan ekonomi mereka.
Perangkat ledakan buatan tangan itu berhasil dilepas dan dijinakkan oleh regu penjinak bom. Saat ini pihak berwenang sedang melakukan investigasi lebih lanjut. Wakil ketua Partai AK, Hamza Dag, mengungkapkan bahwa, polisi telah menunda merilis informasi untuk menghindari reaksi publik.
Meski ada ancaman pembunuhan, kunjungan Erdogan ke Siirt tetap berlangsung. Dalam pidatonya di Siirt, Erdogan mengatakan bahwa, pemerintahannya akan berupaya menurunkan suku bunga di tengah krisis, untuk menggerakkan perekonimian.
"Kami akan selalu ada untuk produsen dan pengusaha dengan suku bunga rendah. Kami mulai menegakkan tindakan pencegahan melindungi pekerja dari inflasi. Saya tidak akan pernah berkompromi dalam hal ini karena suku bunga adalah penyakit yang membuat yang kaya semakin kaya, dan yang miskin semakin miskin," ujar Erdogan.