REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Pasukan India secara tidak sengaja membunuh 14 warga sipil dan satu personel keamanan, ketika melepaskan tembakan membabi buta di negara bagian Nagaland yang terpencil di timur laut, pada Sabtu (4/12) malam. Kepala menteri Nagaland, Neiphiu Rio, pada Ahad (5/12) mengatakan, pihak berwenang telah membuka penyelidikan terkait insiden tersebut.
Rio juga menilai, insiden tersebut sebagai kegagalan intelijen. Dia mengutuk serangan yang menewaskan warga sipil tak bersalah tersebut “Insiden malang yang mengarah pada pembunuhan warga sipil di Oting, sangat terkutuk,” ujar Rio, dilansir Aljazirah, Ahad (5/12).
Insiden itu terjadi di dan sekitar desa Oting di distrik Mon yang berbatasan dengan Myanmar. Insiden terjadi selama operasi kontra-pemberontakan yang dilakukan oleh anggota Assam Rifles, yang merupakan bagian dari penempatan pasukan keamanan India di negara bagian itu. Penembakan dimulai ketika sebuah truk yang membawa sekitar 30 pekerja tambang batu bara melewati area kamp Assam Rifles.
"Pasukan mendapatkan informasi dari intelijen tentang beberapa gerakan militan di daerah itu, dan saat melihat sebuah truk melintas, mereka mengira para penambang sebagai pemberontak dan melepaskan tembakan yang menewaskan enam pekerja," kata pejabat senior polisi kepada Reuters, yang berbicara dengan syarat anonim.
Pejabat senior polisi itu mengatakan, setelah kabar penembakan menyebar di desa, ratusan orang suku mengepung kamp. Mereka membakar kendaraan Assam Rifles dan bentrok dengan polisi menggunakan senjata.
Anggota Assam Rifles membalas tindakan warga desa. Bentrokan itu menewaskan delapan warga sipil dan seorang anggota keamanan. "Situasi di seluruh distrik Mon sangat tegang sekarang. Kami memiliki 13 kematian yang dikonfirmasi termasuk satu pekerja dari luar negara bagian Nagaland," kata petugas polisi Nagaland, Sandeep M Tamgadge.
Dalam beberapa tahun terakhir India telah mencoba membujuk Myanmar untuk mengusir pemberontak dari pangkalan di di wilayah yang berbatasan dengan Nagaland, Manipur dan Arunachal Pradesh. Penduduk di Nagaland kerap menuduh pasukan salah menargetkan penduduk yang tidak bersalah, dalam operasi kontra-pemberontakan mereka terhadap kelompok pemberontak.