Selasa 07 Dec 2021 07:18 WIB

Aljazair Beri Hibah 100 Juta Dolar ke Palestina

Aljazair beri hibah ke Palestina dan janji tak normalisasi hubungan dengan Israel

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Christiyaningsih
Pramuka Palestina memainkan musik selama perayaan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, di Masjid Kubah Batu di kompleks Masjid Al Aqsa di Kota Tua Yerusalem, Selasa, 19 Oktober 2021. Aljazair beri hibah ke Palestina dan janji tak normalisasi hubungan dengan Israel.
Foto: AP Photo/Mahmoud Illean
Pramuka Palestina memainkan musik selama perayaan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, di Masjid Kubah Batu di kompleks Masjid Al Aqsa di Kota Tua Yerusalem, Selasa, 19 Oktober 2021. Aljazair beri hibah ke Palestina dan janji tak normalisasi hubungan dengan Israel.

REPUBLIKA.CO.ID, ALJIR -- Presiden Aljazair Abdelmajid Tebboune menyambut kunjungan Presiden Palestina Mahmoud Abbas ke negaranya, Senin (6/12). Selain hubungan bilateral, mereka turut membahas isu perjuangan kemerdekaan Palestina.

Menurut laporan Ennahar TV, dalam pertemuan itu Tebboune mengatakan negaranya akan memberikan hibah senilai 100 juta dolar AS ke Palestina. Dia pun menyampaikan Aljazair akan segera menjadi tuan rumah pertemuan faksi-faksi Palestina.

Baca Juga

Aljazair, di bawah pemerintahan Tebboune, teguh mempertahankan dukungan kepada Palestina. Dalam sebuah wawancara dengan majalah mingguan Prancis Le Point Juni lalu, dia menegaskan tak akan melakukan normalisasi diplomatik dengan Israel. "(Kami) tidak akan melakukannya (normalisasi) selama tidak ada negara Palestina,” ujar tokoh berusia 75 tahun itu.

Tahun lalu, terdapat empat negara Muslim yang melakukan normalisasi diplomatik dengan Israel yakni Bahrain, Uni Emirat Arab (UEA), Sudan, dan Maroko. Pemerintahan mantan presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menjembatani semua proses normalisasi tersebut.

Palestina mengecam keras langkah yang diambil keempat negara itu. Menurutnya, apa yang mereka lakukan merupakan "tusukan dari belakang" bagi perjuangannya memperoleh kemerdekaan.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement