REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memperingatkan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Selasa (7/12). Dia menyatakan Barat akan memberlakukan tindakan ekonomi dan lainnya yang kuat jika Rusia menginvasi Ukraina. Sementara Putin menuntut jaminan NATO tidak akan memperluas lebih jauh ke timur.
Kedua pemimpin mengadakan pembicaraan virtual selama dua jam. Keduanya membahas tentang Ukraina dan perselisihan lainnya dalam panggilan video membangun hubungan AS-Rusia.
"Hal-hal yang tidak kami lakukan pada tahun 2014 kami siap untuk melakukannya sekarang," kata Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan kepada wartawan setelah panggilan telepon, merujuk pada pencaplokan Krimea oleh Rusia dari Ukraina.
Menurut Sullivan, Biden tegas dan lugas dengan Putin. Biden mengatakan kepada pemimpin Rusia itu bahwa AS dan sekutu Eropa akan memberikan kemampuan pertahanan tambahan ke Ukraina, serta memperkuat sekutu NATO di wilayah tersebut.
"Ada banyak memberi dan menerima. Tidak ada goyangan jari, tetapi presiden sangat jelas di mana Amerika Serikat berdiri dalam semua masalah ini," kata Sullivan.
Gedung Putin menambahkan Biden menegaskan kembali dukungan AS untuk kedaulatan dan integritas wilayah Ukraina. Dia menyerukan de-eskalasi dan diplomasi.
Istana Kremlin menyebut Putin mengatakan pada Biden bahwa salah meletakkan semua tanggung jawab di pundak Rusia untuk ketegangan saat ini. Moskow telah menyuarakan kejengkelan yang meningkat atas bantuan militer Barat ke Kiev.
Menurut keterangan Kremlin, Putin menyatakan dalam pertemuan bahwa dia menginginkan jaminan yang dapat diandalkan dan mengikat secara hukum terhadap ekspansi NATO lebih jauh ke timur. Dia pun mengeluhkan upaya NATO untuk mengembangkan wilayah Ukraina.
Putin juga menyerukan jaminan sistem serangan ofensif tidak akan dikerahkan di negara-negara yang dekat dengan Rusia. Kedua belah pihak sepakat untuk melanjutkan kontak dan mengarahkan tim mereka untuk berkonsultasi mengenai pertanyaan tentang Kiev.
Tayangan TV Rusia menunjukkan Biden dan Putin saling menyapa dengan ramah di awal pertemuan virtual. Kemudian kedua belah pihak mengatakan harapan dapat mengadakan pertemuan langsung untuk membahas hubungan antara kedua negara.