Salah satu teorinya adalah jenis ini atau varian omicron berkembang pada orang dengan kekebalan yang rendah dan bersarang di tubuh tersebut lebih lama dari biasanya. Hipotesis lain adalah apakah virus itu bisa berpindah dari manusia ke inang hewan, kemudian beradaptasi dengan inang itu dalam waktu yang relatif cepat, dan pindah kembali ke manusia.
Moyo pertama kali mengurutkan sampel pada 11 November. Sampel diambil dari diplomat asing yang diambil di Botswana.
Varian tersebut adalah B.1.1.263. Varian ini dikenal sebagai garis keturunan dari varian yang pertama kali terdeteksi pada awal April 2020.
Ketika mendeteksi lebih dekat varian B.1.1.263, Moyo melihat bahwa strain tersebut memiliki lebih sedikit mutasi. Setelah meminta informasi lebih lanjut dari Departemen Kesehatan Botswana tentang riwayat orang-orang yang diambil sampelnya, Moyo menemukan temuan varian baru dan memasukannya ke dalam database internasional pada 23 November.
Beberapa jam kemudian, secara terpisah Afrika Selatan melaporkan hal serupa. Dengan banyaknya perubahan terhadap varian omicron, Moyo awalnya mengira ini akan menjadi virus yang lemah.
"Sebaliknya, varian (omicron) dapat mereplikasi dengan cepat dan menghindari bagian dari sistem kekebalan, menyebabkan risiko infeksi ulang yang lebih tinggi," ujar Moyo.