Rabu 08 Dec 2021 18:18 WIB

WHO: Varian Omicron Sudah Menyebar di 57 Negara

WHO ingatkan potensi peningkatan rawat inap Covid-19 akibat varian omicron.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Reiny Dwinanda
Kapal pesiar milik Norwegian Cruise Line. Salah satu kapalnya yang berlabuh di New Orleans, AS pada Ahad ditemukan mengangkut 17 kru-penumpang positif Covid-19, salah satunya terinfeksi varian omicron.
Foto:

Moyo juga menyebut, sangat sulit untuk memahami dengan baik seberapa jauh varian omicron akan berkembang. Ia mengatakan, peneliti masih mencoba memahami berapa banyak mutasi yang muncul untuk omicron dalam waktu singkat. 
 
"Jika Anda melihat garis keturunan sebelumnya, jika Anda melihat alfa, jika Anda melihat beta, Anda dapat melihat mutasi terakumulasi dari waktu ke waktu," ujar Moyo, dilansir Alarabiya, Rabu (8/12).
 
photo
Dunia Khawatirkan Varian Omicron - (Infografis Republika.co.id)
 

Salah satu teorinya adalah jenis ini atau varian omicron berkembang pada orang dengan kekebalan yang rendah dan bersarang di tubuh tersebut lebih lama dari biasanya. Hipotesis lain adalah apakah virus itu bisa berpindah dari manusia ke inang hewan, kemudian beradaptasi dengan inang itu dalam waktu yang relatif cepat, dan pindah kembali ke manusia.

 

Moyo pertama kali mengurutkan sampel pada 11 November. Sampel diambil dari diplomat asing yang diambil di Botswana.

 

Varian tersebut adalah B.1.1.263. Varian ini dikenal sebagai garis keturunan dari varian yang pertama kali terdeteksi pada awal April 2020.

 

Ketika mendeteksi lebih dekat varian B.1.1.263, Moyo melihat bahwa strain tersebut memiliki lebih sedikit mutasi. Setelah meminta informasi lebih lanjut dari Departemen Kesehatan Botswana tentang riwayat orang-orang yang diambil sampelnya, Moyo menemukan temuan varian baru dan memasukannya ke dalam database internasional pada 23 November. 

 

Beberapa jam kemudian, secara terpisah Afrika Selatan melaporkan hal serupa. Dengan banyaknya perubahan terhadap varian omicron, Moyo awalnya mengira ini akan menjadi virus yang lemah.

 

"Sebaliknya, varian (omicron) dapat mereplikasi dengan cepat dan menghindari bagian dari sistem kekebalan, menyebabkan risiko infeksi ulang yang lebih tinggi," ujar Moyo.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement