REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Paris telah membebaskan seorang pria yang sebelumnya ditangkap atas tuduhan pembunuhan terhadap jurnalis Jamal Khashoggi. Pria tersebut dibebaskan setelah otoritas Paris memverifikasi identitasnya dan mengakui bahwa ini salah tangkap.
"Tersangka Saudi yang ditangkap di Paris atas pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi dibebaskan pada Rabu setelah verifikasi identitas mengkonfirmasi bahwa dia adalah orang yang salah," kata seorang petugas pengadilan senior dilansir Anadolu Agency, Kamis (9/12).
Jaksa Agung Paris Remy Heitz membuktikan kasus itu salah identitas. Pria yang ditangkap adalah tersangka yang dicari oleh Turki adalah salah.
"Pemeriksaan menyeluruh pada identitas orang ini memungkinkan untuk menetapkan bahwa surat perintah itu tidak berlaku untuknya dan dia dibebaskan," kata Heitz.
Pihak berwenang Prancis pada Selasa (7/13) menahan Khaled Aedh Al-Otaibi, seorang pria berusia 33 tahun yang ditangkap di bandara Charles de Gaulle Paris. Pria tersebut ditangkap ketika dia hendak naik pesawat untuk tujuan Riyadh. Penangkapan dilakukan berdasarkan surat perintah Interpol yang dikeluarkan oleh otoritas kehakiman Turki pada 5 November 2018, termasuk nama yang sama dengan salah satu tersangka pembunuhan Khashoggi.
Sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan setelah pembebasan pria itu menyatakan, al-Otaibi warga negara Saudi ini telah mengunjungi Paris dengan seorang teman dan memegang visa yang sah Prancis. Dia memiliki nama depan dan nama keluarga yang sama dengan al-Otaibi, tetapi bukan nama patronimik yang sama. Nomor paspornya juga tidak cocok dengan nomor paspor tersangka yang dicari.
Reuters melaporkan, seorang pejabat senior polisi Prancis mengatakan bingung dengan kejadian tersebut. Pria yang ditahan semalam telah melakukan beberapa perjalanan Eropa dalam beberapa bulan terakhir dan memasuki Prancis pada November tanpa masalah.
Kementerian Luar Negeri Arab Saudi dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Selasa malam menuntut pembebasan segera Khaled Aedh Al-Otaibi karena orang yang ditangkap tidak ada hubungannya dengan kasus yang pembunuhan jurnalis Khashoggi.
Jurnalis Saudi Khashoggi dibunuh dan dipotong-potong oleh sekelompok agen Saudi tak lama setelah ia memasuki konsulat negara itu di Istanbul pada Oktober 2018. Riyadh awalnya membantah peran apa pun dalam kematiannya tetapi kemudian menyalahkannya pada apa yang dikatakannya sebagai operasi rendisi yang gagal.
Presiden Prancis Emmanuel Macron beberapa hari sebelumnya menjadi pemimpin besar Barat pertama yang mengadakan pembicaraan tatap muka dengan Pangeran Mohammed bin Salman di Saudi. Macron menganggap Arab Saudi penting untuk membantu menjalin kesepakatan damai di seluruh kawasan dengan Iran, serta sekutu dalam perang melawan milisi dari Timur Tengah hingga Afrika Barat, dan benteng melawan Ikhwanul Muslimin.