Kamis 09 Dec 2021 07:55 WIB

Data: Vaksin Booster Pfizer/BioNTech Bisa Melawan Omicron

Pfizer dan BioNTech mengeklaim vaksin Covid-19 boosternya mampu melawan Omicron

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Seseorang berjalan melewati kantor pusat Pfizer di New York, New York, AS, 09 November 2021. Pfizer dan BioNTech mengeklaim vaksin Covid-19 boosternya mampu melawan Omicron.
Foto:

Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada 26 November menetapkan Omicron sebagai "varian yang diwaspadai". Namun badan PBB itu mengatakan belum ada bukti yang mendukung perlunya dibuat vaksin khusus untuk melawan varian itu beserta mutasinya.

Meski demikian, Pfizer-BioNTech mengatakan mereka akan melanjutkan rencana untuk menyediakan vaksin khusus Omicron di pasaran. Upaya untuk itu sudah mereka lakukan sejak 25 November. Mereka mengatakan rencana untuk memproduksi empat miliar dosis vaksin Comirnaty pada 2022 tetap sesuai jadwal jika vaksin khusus diperlukan.

Bahkan jika mulai tersedia pada Maret, vaksin itu belum akan tersedia secara luas, mungkin hanya 25-75 juta dosis pada tahap awal. Ilmuwan Pfizer Kena Swanson mengatakan perusahaannya juga mempertimbangkan untuk menguji dua dosis vaksin Omicron pada orang-orang yang belum divaksin.

Temuan Pfizer-BioNTech itu sejalan dengan studi awal para peneliti di Institut Penelitian Kesehatan Afrika di Afrika Selatan. Pada Selasa (7/12) lembaga itu mengatakan bahwa Omicron secara parsial bisa mengurangi perlindungan dari dua dosis vaksin Pfizer/BioNTech dan suntikan ketiga mungkin akan membantu menangkal infeksi.

Penelitian terhadap varian baru ini masih berada di tahap awal. Analisis laboratorium di RS Universitas di Jerman menemukan orang-orang yang telah disuntik tiga dosis memiliki respons antibodi terhadap Omicron 37 kali lebih rendah daripada respons mereka terhadap Delta. Meski begitu, dua dosis vaksin masih memberikan perlindungan terhadap penyakit parah, kata Pfizer-BioNTech.

Sebagian besar struktur permukaan pada paku protein Omicron yang disasar sel-sel T, yang biasanya muncul setelah vaksinasi, tidak terpengaruh oleh mutasi Omicron, kata mereka. Sel T, bersama antibodi, adalah pilar dari respons kekebalan tubuh dan dipercaya mencegah penyakit parah dengan menyerang sel-sel yang terinfeksi virus.

Untuk kebutuhan analisis, kedua perusahaan menggunakan sebuah virus yang direkayasa (pseudovirus) agar memiliki ciri-ciri seperti mutasi Omicron. Sampel darah lalu dikumpulkan dari subjek penelitian tiga pekan setelah dosis kedua atau satu bulan setelah dosis ketiga.

Hingga saat ini, belum ada data yang cukup tentang bagaimana vaksin dari Moderna, Johnson & Johnson, dan lainnya, bertahan dari Omicron. Namun, perusahaan-perusahaan farmasi itu diperkirakan akan merilis data mereka sendiri dalam pekan-pekan ke depan.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement