REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Khalid Al Otaibi ditangkap di Paris atas tuduhan pembunuhan terhadap jurnalis Saudi Jamal Khashoggi pada 2018. Namun tuduhan tersebut tidak terbukti dan ia dibebaskan kembali. Mengenang peristiwa yang menimpanya ini, Al Otaibi mengaku seperti berada di sebuah kebun binatang dan menjadi tontonan.
“Mereka menahan saya di sesuatu seperti rumah kaca. Itu adalah ruangan serba kaca untuk para penjahat dan diawasi dengan ketat. Itu sangat ketat dan saya tidak bisa tidur di malam hari. Saya sebenarnya merasa sangat tidak nyaman. Mereka menonton, seolah-olah mereka berada di kebun binatang,” kata Al Otaibi dilansir dari The National News, Jumat (10/12).
Al Otaibi menceritakan keberadaannya ke Paris adalah untuk berlibur. Pada Selasa (7/12), dia sedang bersiap untuk naik pesawat kembali ke Riyadh tetapi sebaliknya ia justru ditangkap. Al Otaibi mengaku staf penahanan tidak mengizinkan dia untuk membuat panggilan telepon apapun.
“Mereka mondar-mandir di luar dan tidak mengizinkan saya menelepon kedutaan saya dan meminta saya untuk tidak menggunakan telepon saya. Saya berhasil secara diam-diam memberi tahu seorang teman yang pada gilirannya memberi tahu kedutaan Saudi," tuturnya.
"Kemudian seorang pejabat kedutaan mengunjungi saya dan dia mengatakan bahwa duta besar sendiri sedang menindaklanjuti kasus ini. Kedutaan menyewa seorang pengacara Prancis dan saya dibebaskan tak lama kemudian," jelas Al Otaibi.
Sumber penegak hukum Prancis mengatakan kepada France 24 bahwa mereka mengidentifikasi Al Otaibi karena memiliki nama yang sama dengan pria Saudi yang tercantum dalam dokumen sanksi AS dan Inggris, serta laporan yang ditugaskan PBB bahwa nama tersebut telah terlibat dalam pembunuhan Khashoggi di Turki. Kedutaan Saudi di Paris mengatakan dalam sebuah pernyataan di Twitter pada Selasa malam bahwa orang yang ditangkap tidak ada hubungannya dengan kasus yang dimaksud.
Jaksa Prancis mengatakan pemeriksaan ekstensif atas identitas Al Otaibi menunjukkan surat perintah penangkapan serta Red Notice Interpol tidak berlaku untuknya. Kasus ini menarik perhatian luas pekan ini karena memfokuskan kembali perhatian pada pembunuhan Khashoggi. Dia terbunuh pada Oktober 2018 setelah memasuki konsulat Saudi untuk mendapatkan dokumen yang dibutuhkan untuk menikahi tunangannya dari Turki.
Arab Saudi dengan tegas membantah telah memerintahkan atau mengetahui tentang pembunuhan itu, yang digambarkan sebagai "operasi jahat". Pengadilan Saudi menjatuhkan hukuman mati kepada lima pria dan tiga hukuman penjara atas pembunuhan itu. Akan tetapi hukuman mati diganti dengan hukuman penjara setelah keluarga Khashoggi mengatakan mereka telah memaafkan para pembunuh.