Jumat 10 Dec 2021 12:18 WIB

AS Siapkan Kemungkinan Jika Kesepakatan Nuklir Iran Buntu

Utusan Khusus AS untuk Iran menyebut negaranya bersiap jika dialog nuklir buntu

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Dalam foto file ini dirilis 16 Januari 2021, oleh Pengawal Revolusi Iran, sebuah rudal diluncurkan dalam sebuah latihan di Iran. Utusan Khusus AS untuk Iran menyebut negaranya bersiap jika dialog nuklir buntu.
Foto:

Untuk menentukan Iran telah menerima tanggapan yang terdokumentasi dan logis yang diharapkan dari pihak lain dalam pertemuan, Kani menegaskan itu harus dinyatakan dalam pertemuan kelompok kerja. "Bahwa kedua belah pihak memiliki tekad yang serius untuk melanjutkan pembicaraan menunjukkan bahwa mereka ingin membuat posisi mereka dekat satu sama lain," katanya.

Sebelumnya, Kani mengatakan bahwa Iran menghadiri pembicaraan Wina yang bertujuan untuk menghapus sanksi dengan tekad yang serius untuk mengamankan hak-hak bangsa. "Memulai hari kerja saya dengan mengadakan pertemuan yang bermanfaat dan konstruktif dengan negosiator top Rusia dan China," tulis Kani di Twitter.

Kani menyatakan telah bertemu dengan Utusan khusus Uni Eropa dan pemimpin perundingan sebelum Komisi Gabungan. "Iran akan terus terlibat secara serius dan bertekad untuk mencapai kesepakatan yang baik yang mengamankan hak dan kepentingan negara kita," tambahnya.

Baqeri Kani mengumumkan Iran dan lima pihak lain dalam kesepakatan nuklir 2015 memulai babak baru negosiasi pada 9 Desember. Wakil menteri luar negeri Iran untuk urusan politik ini menekankan dua rancangan yang diusulkan Teheran dalam pembicaraan putaran ketujuh pekan lalu dapat secara serius memajukan proses negosiasi.

Diplomat senior Iran ini mengatakan dua rancangan yang diusulkan bukanlah hal baru dan sesuai dengan teks yang sebelumnya telah disepakati oleh kedua belah pihak selama enam putaran pembicaraan sebelumnya. Namun, terdapat beberapa amandemen dan penambahan dimaksudkan untuk menutupi kekurangan.

Setelah jeda lima bulan, utusan dari Iran dan kelompok negara-negara G4+1, Inggris, Prancis, Rusia, dan China plus Jerman, memulai pembicaraan putaran ketujuh di Wina pada 29 November untuk menghidupkan kembali JCPOA. Pada pembicaraan tersebut, yang pertama di bawah Presiden Ebrahim Raisi, delegasi Iran mempresentasikan dua rancangan teks terperinci.

Rancangan pertama tentang penghapusan sanksi AS dan yang lainnya tentang kembalinya Iran ke komitmen nuklirnya di bawah JCPOA. Negosiasi intensif lima hari berakhir pada 3 Desember setelah para diplomat kembali ke ibu kota mereka untuk konsultasi lebih lanjut.

Pertemuan Komisi Gabungan JCPOA tentang penghapusan sanksi anti-Iran diadakan terbaru di Hotel Coburg di Wina pada Kamis. "Pertemuan Komisi Gabungan sudah selesai. Itu agak singkat dan konstruktif," ujar perwakilan tetap Rusia untuk organisasi internasional, Mikhail Ulyanov.

"Para peserta mengamati sejumlah kesamaan penting dalam posisi di sana, termasuk yang berkaitan dengan kebutuhan untuk menyelesaikan Pembicaraan Wina tentang pemulihan JCPOA dengan sukses dan cepat," ujar Ulyanov.

sumber : Al Arabiya/Fars News
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement