Sabtu 11 Dec 2021 08:07 WIB

Ada Omicron, Kapan WHO akan Cabut Status Pandemi?

WHO menyatakan Covid-19 sebagai pandemi pada Januari 2020.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Reiny Dwinanda
Ilustrasi Covid-19. WHO menetapkan Covid-19 sebagai krisis kesehatan global pada Januari 2020. Penyakit tersebut masih menjadi pandemi hingga sekarang.
Foto: Pixabay
Ilustrasi Covid-19. WHO menetapkan Covid-19 sebagai krisis kesehatan global pada Januari 2020. Penyakit tersebut masih menjadi pandemi hingga sekarang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah dilanda pandemi selama hampir dua tahun, warga dunia kini kembali dibuat khawatir dengan kemunculan omicron, varian baru dari virus penyebab Covid-19. Bagaimana dunia akan memutuskan kapan pandemi berakhir?

Tidak ada definisi yang jelas kapan pandemi dimulai dan berakhir. Di sisi lain, besarnya ancaman yang ditimbulkan oleh wabah global dapat bervariasi di setiap negara.

Baca Juga

"Ini agak penilaian subjektif karena ini bukan hanya tentang jumlah kasus. Ini tentang tingkat keparahan, melainkan tentang dampak," ujar Kepala Program Kedaruratan Organisasi Kesehatan Dunia, Dr Michael Ryan, seperti dilansir laman Fox News.

Pada Januari 2020, WHO menetapkan virus itu sebagai krisis kesehatan global yang menjadi perhatian internasional. Beberapa bulan kemudian, tepatnya pada Maret, badan kesehatan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tersebut menggambarkan wabah itu sebagai pandemi, yang mencerminkan fakta bahwa virus penyebab Covid-19 (SARS-CoV-2) telah menyebar ke hampir setiap benua.

Pandemi dapat dipertimbangkan secara luas ketika WHO memutuskan virus itu tidak lagi menjadi keadaan darurat yang menjadi perhatian internasional. Komite ahli menilai ulang status itu setiap tiga bulan. Faktanya, ketika krisis mencapai fase paling akut, tiap negara dapat mengalami kondisi yang bervariasi.

"Tidak akan ada satu hari ketika seseorang berkata, Oke, pandemi sudah berakhir,'" kata Dr Chris Woods, pakar penyakit menular di Duke University.

Meskipun tidak ada kriteria yang disepakati secara universal, Woods mengatakan, negara-negara kemungkinan akan mendapati  pengurangan kasus Covid-19 yang berkelanjutan dari waktu ke waktu. Para ilmuwan memperkirakan Covid 19 pada akhirnya akan menjadi virus yang lebih dapat diprediksi seperti flu.

Itu berarti Covid-19 akan menyebabkan wabah musiman, tapi bukan lonjakan besar yang kita lihat sekarang. Meski begitu, menurut Woods, beberapa kebiasaan, seperti memakai masker di tempat umum, mungkin terus berlanjut.

"Bahkan setelah pandemi berakhir, Covid-19 akan tetap bersama kita," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement