REPUBLIKA.CO.ID, HELSINKI -- Finlandia memutuskan membeli pesawat tempur F-35 dari perusahaan Amerika Serikat (AS) Lockheed Martin, Jumat (10/12). Armada tersebut menggantikan jet tempur F/A-18 yang sudah tua dan berencana untuk memesan 64 pesawat dengan sistem senjata senilai 9,4 miliar dolar AS.
Lockheed Martin bersaing dalam tender untuk kesepakatan dengan Saab Swedia, Boeing AS, Dassault Prancis, dan BAE Systems Inggris. Pemerintah menyatakan pengadaan dari Lockheed, termasuk senjata serta layanan dan pemeliharaan hingga 2030, diperkirakan menelan biaya 8,378 miliar euro.
Pembangunan hanggar dan peralatan lainnya akan menambah 777 juta euro dan 824 juta euro akan dicadangkan untuk paket senjata akhir yang dioptimalkan dan untuk mengawasi amandemen kontrak di masa depan. "Ketika membandingkan kinerja militer, F-35 paling sesuai dengan kebutuhan kami,” kata Menteri Pertahanan Finlandia Antti Kaikkonen.
Pembuat pesawat militer telah berlomba-lomba untuk kesepakatan itu sejak akhir 2015. Kementerian Pertahanan Finlandia mulai mencari jet baru untuk menggantikan pesawat tempur Hornet tua Finlandia yang dibeli pada 1992 dari McDonnell Douglas yang sekarang menjadi bagian dari Boeing.
"F-35 akan memberikan kemampuan digital unik kepada industri Finlandia yang memanfaatkan rekayasa dan manufaktur generasi ke-5,” kata wakil presiden Lockheed Martin dan manajer umum program F-35, Bridget Lauderdale.
Finlandia adalah negara ke-14 yang memilih F-35. Komandan Angkatan Udara Pasi Jokinen menyatakan pengiriman akan mulai dilakukan secara bertahap mulai tahun 2027 dan seterusnya.
"Pekerjaan produksi akan berlanjut selama lebih dari 20 tahun, dan pekerjaan pemeliharaan F-35 akan berlanjut hingga 2070-an," kata Lauderdale dalam sebuah pernyataan.
Finlandia bukan anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) tetapi telah menjalin hubungan yang lebih kuat dengan organisasi tersebut dalam beberapa tahun terakhir. Negara ini memilih peralatan militer yang kompatibel dengan anggota NATO.
Pada 2014 Finlandia dan Swedia, yang juga bukan anggota NATO, menandatangani perjanjian untuk berlatih bersama dan mengizinkan bantuan NATO dalam situasi krisis.
Pembuat jet saingan tender tersebut menyatakan kekecewaan dengan keputusan Finlandia. Kepala Eksekutif Saab Micael Johansson mengatakan agak terkejut F-35 telah dipilih dalam anggaran. Dassault dari Prancis mengatakan pilihan pesawat AS sangat disesalkan.
"Sekali lagi, kami menyadari dan menyesali preferensi Amerika yang berlaku di Eropa," kata Dassault dalam sebuah pernyataan.
Boeing mengatakan masih melihat minat internasional yang signifikan pada F/A-18 Block III Super Hornet dan EA-18G Growler. Sedangkan Swedia sebagai tetangga Finlandia dan rumah bagi pembuat Gripen Saab, mengatakan pihaknya menyesali hasilnya sambil juga menghormati keputusan tersebut.
"Kerja sama pertahanan kami yang sangat baik tentu saja akan berlanjut. Finlandia akan terus menjadi mitra kebijakan keamanan dan pertahanan terdekat kami,” kata Kementerian Pertahanan Swedia dalam sebuah pernyataan.