Sabtu 11 Dec 2021 14:50 WIB

Pemerintah Myanmar Bantah Laporan Bunuh Warga Sipil

Pemerintah militer Myanmar telah menyangkal terlibat dalam pembantaian warga sipil

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
 Personel militer mengamankan perimeter setelah protes terhadap kudeta militer di Yangon, Myanmar. Pemerintah militer Myanmar telah menyangkal terlibat dalam pembantaian warga sipil. Ilustrasi.
Foto:

Saksi mata mengatakan setidaknya tiga orang tampak terluka parah,dan foto-foto menunjukkan mereka tergeletak di jalan. Laporan berita menyebut tampaknya tiga hingga lima orang tewas dalam serangan itu.

Laporan itu menuduh para pengunjuk rasa terdiri dari teroris dan akan berubah menjadi terorisme. Pasukan keamanan dinilai harus melakukan tindakan kontraterorisme.

Sanggahan junta muncul usai foto dan video pembakaran mayat di desa Done Taw di wilayah Sagaing beredar luas sehingga memicu kemarahan. Mereka dikatakan telah diambil tak lama setelah orang-orang itu dibunuh dan tubuh mereka dibakar.

Media independen di Myanmar mengeluarkan laporan pembunuhan berdasarkan wawancara dengan saksi dan penduduk daerah tersebut. Laporan mengatakan tindakan itu diyakini sebagai pembalasan atas serangan terhadap pasukan pemerintah oleh anggota unit lokal Angkatan Pertahanan Rakyat, sebuah milisi bersenjata ringan yang menghadapi pasukan keamanan.

Oposisi terhadap kekuasaan militer telah meluas dan konstan sejak tentara menggulingkan pemerintahan terpilih Aung San Suu Kyi. Terjadi peningkatan kekerasan sejak pasukan keamanan menggunakan kekuatan mematikan untuk menghancurkan demonstrasi damai, tetapi sebagian besar perlawanan tetap tanpa kekerasan.

Dalam aksi yang dirancang bertepatan dengan Hari Hak Asasi Manusia Internasional, jalan-jalan di kota-kota di seluruh negeri tampak sepi pada Jumat (11/12). Deretan bisnis dan pasar ditutup di kota terbesar, Yangon, dan jalan-jalan yang biasanya penuh sesak sepi dari lalu lintas. Pemandangan serupa juga terjadi di kota terbesar kedua di Mandalay.

"Pemogokan diam-diam" memberikan kedok untuk mengekspresikan penentangan dengan aman terhadap otoritas militer. Tindakan ini akan berlangsung selama enam jam, berakhir pada sore hari.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement