REPUBLIKA.CO.ID, TUXTLA GUTIERREZ — Sebagian besar korban tewas kecelakaan truk imigran di Meksiko meninggal karena sesak napas. Kecelakaan Jumat (10/12) kemarin menewaskan 55 orang dan melukai 100 lainnya. Rumah sakit setempat yang merawat para korban selamat menetapkan 40 orang mengalami luka memar.
Sekitar 20 orang lainnya mengalami patah tulang di tangan dan pergelangan tangan. Hal ini menunjukkan mereka mencoba mengurangi dampak benturan ketika truk semi-trailer yang mereka tumpangi terguling dan menghantam jembatan pejalan kaki.
Para korban luka berat mengalami gegar otak dan merusakkan organ dalam terutama di dada, perut, atau pinggul. Benturan membuat para imigran yang berdesakan di dalam trailer truk bertabrakan satu sama lain, menghantam besi trailer, dan melempar mereka ke jalanan.
Salah satu warga setempat yang membantu para korban,
Enmanuel Ramón Hernández, mengatakan mungkin kepadatan isi truk menyebabkan banyak kematian. "Mayoritas (yang terluka) mengalami memar atau cedera organ dalam karena hantaman," kata Hernández, Sabtu (11/12).
Namun 45 korban pertama yang meninggal dunia tidak memperlihatkan tanda-tanda memar. "Tidak terdapat bukti patah tulang atau cedera yang terlihat, mereka sesak napas di antara mereka," tambahnya.
Korban selamat mengatakan mereka yang kurang beruntung terjepit di dinding trailer. Sebagian besar hampir pasti meninggal dunia. Mereka yang terhimpit di tengah-tengah berhasil selamat karena benturan ditopang para imigran yang berada di pinggir.
"Mereka yang meninggal dunia yang bersandar di dinding trailer. Terima kasih Tuhan kami di tengah, tapi yang berada di pinggir meninggal dunia," kata seorang imigran muda dari Guatemala yang dirawat karena tangannya patah.
Seorang imigran lain yang tidak bisa menyebutkan namanya karena tidak memiliki dokumen sah di Meksiko memperkirakan sekitar 250 imigran berhimpitan di dalam trailer. Para penyintas harus membebaskan diri dari tumpukan para korban tewas. "Mereka menimpa saya, terdapat dua atau tiga orang sesama imigran di atas saya," katanya.
Kemudian menyusul tugas sulit untuk menarik keluar para imigran yang terluka. "Ketika saya keluar, imigran lain berteriak. Ia berteriak pada saya, saya menariknya dan saya mengeluarkannya. Saya bawa ia ke bahu jalan, tapi ia meninggal dunia," tambah imigran itu.
Pemuda tersebut mengatakan supir truk yang tidak diketahui keberadaannya melaju dengan cepat dalam tikungan tajam. Ia kemudian kehilangan kendali di jalanan menuju Kota Tuxtla Gutierrez, Negara Bagian Chiapas.