Senin 13 Dec 2021 18:59 WIB

WHO: Omicron Timbulkan Peningkatan Risiko Global

Sulit untuk memahami dengan baik seberapa jauh varian omicron akan berkembang.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilmuwan medis mengurutkan sampel omicron COVID-19 di Pusat Penelitian Ndlovu di Elandsdoorn, Afrika Selatan Rabu 8 Desember 2021.
Foto:

 

Moyo, yang merupakan direktur Botswana Harvard HIV Reference Laboratory dan peneliti di Harvard T.H. Chan School of Public Health mengatakan, virus tidak mengakumulasi mutasi dalam satu langkah. Dia menambahkan, sangat sulit untuk memahami dengan baik seberapa jauh varian omicron akan berkembang.

 

 “Kami masih mencoba memahami berapa banyak mutasi yang muncul untuk omicron dalam waktu singkat. Jika Anda melihat garis keturunan sebelumnya, jika Anda melihat alfa, jika Anda melihat beta, Anda dapat melihat mutasi terakumulasi dari waktu ke waktu," ujar  Moyo, dilansir Alarabiya.

 

Moyo pertama kali mengurutkan sampel pada 11 November. Sampel diambil dari diplomat asing yang diambil di Botswana. Varian tersebut adalah B.1.1.263. Varian ini dikenal sebagai garis keturunan dari varian yang pertama kali terdeteksi pada awal April 2020.

 

Ketika Moyo mendeteksi lebih dekat varian B.1.1.263, dia melihat bahwa strain tersebut memiliki lebih sedikit mutasi.  Setelah meminta informasi lebih lanjut dari Departemen Kesehatan Botswana tentang riwayat orang-orang yang diambil sampelnya, Moyo  menemukan temuan varian baru dan memasukannya ke dalam database internasional pada 23 November. 

 

Beberapa jam kemudian, secara terpisah Afrika Selatan melaporkan hal serupa.  Dengan banyaknya perubahan terhadap varian omicron, Moyo awalnya mengira ini akan menjadi virus yang lemah.

 

"Sebaliknya, varian (omicron) dapat mereplikasi dengan cepat dan menghindari bagian dari sistem kekebalan, menyebabkan risiko infeksi berulang yang lebih tinggi," ujar Moyo. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement