REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Iran mempersiapkan peluncuran luar angkasa di tengah negosiasi kesepakatan nuklir yang berlangsung di Wina. Gambar satelit yang diambil oleh Planet Labs Inc pada Sabtu (11/12) menunjukkan aktivitas di pelabuhan antariksa di dataran gurun provinsi pedesaan Semnan Iran, sekitar 240 kilometer (150 mil) tenggara Teheran.
Sebuah kendaraan pendukung berdiri diparkir di samping gantry putih besar, yang biasanya menampung roket di landasan peluncuran. Kendaraan pendukung itu muncul di foto satelit lain sebelum peluncuran. Dalam foto satelit tersebut juga terlihat derek hidrolik dengan platform rel dan kemungkinan digunakan untuk melayani roket.
Dalam beberapa hari terakhir, citra satelit lainnya menunjukkan peningkatan aktivitas di fasilitas antariksa. Seorang ahli di Pusat Studi Nonproliferasi James Martin di Institut Studi Internasional Middlebury yang mempelajari program Teheran, Jeffrey Lewis, mengatakan, sebuah bangunan yang juga diyakini sebagai fasilitas "checkout" untuk roket juga mengalami peningkatan aktivitas.
“Ini adalah kegiatan pra-peluncuran yang cukup tradisional,” kata Lewis kepada AP.
Kegiatan itu terjadi setelah kantor berita IRNA yang dikelola Pemerintah Iran pada 5 Desember menerbitkan sebuah artikel yang mengatakan, program luar angkasa Iran akan meluncurkan empat satelit dalam waktu dekat. IRNA melaporkan, satelit pencitraan orbit rendah Zafar 2 berada dalam tahap akhir persiapan. Zafar, yang berarti kemenangan dalam bahasa Farsi, memiliki berat sekitar 113 kilogram.
Sebelumnya pada Februari 2020 Iran telah meluncurkan satelit Zafar 1, tetapi gagal memasuki orbit. Ketika itu, pejabat Iran mengatakan, peluncuran satelit Zafar 1 yang menggunakan roket Simorgh, atau Phoenix, telah gagal menempatkan satelit ke orbit. Iran telah menghabiskan biaya di bawah 2 juta euro untuk membangun satelit.
Selama dekade terakhir, Iran telah mengirim beberapa satelit berumur pendek ke orbit. pemerintahan Presiden Ebrahim Raisi bertekad untuk memajukan program luar angkasa Iran.