REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI - Uni Emirat Arab (UEA) dikabarkan telah menginformasikan kepada Amerika Serikat (AS) tentang penangguhan negosiasi dalam perolehan jet tempur F-35 AS. Hal ini dikonfirmasi oleh seorang pejabat UEA yang mengetahui masalah tersebut, Selasa (14/12) waktu setempat.
"Persyaratan teknis, pembatasan operasional yang berdaulat, dan analisis biaya/manfaat mengarah pada penilaian ulang," kata pejabat UEA dalam sebuah pernyataan kepada Reuters yang mengonfirmasi laporan di Wall Street Journal.
"AS tetap menjadi penyedia pilihan UEA untuk persyaratan pertahanan lanjutan dan diskusi untuk F-35 dapat dibuka kembali di masa depan," kata pejabat itu menambahkan. Menurutnya ada diskusi dalam mengatasi kondisi keamanan pertahanan bersama untuk akuisisi.
Penjualan 50 pesawat tempur F-35 buatan Lockheed Martin ke UEA sempat melambat di tengah kekhawatiran Washington atas hubungan Abu Dhabi dengan China, termasuk penggunaan teknologi 5G Huawei di negara tersebut. Ini adalah bagian dari kesepakatan 23 miliar dolar AS yang juga mencakup drone dan amunisi canggih lainnya.
Seseorang yang diberi pengarahan tentang negosiasi AS-UEA tentang F-35 mengatakan, bahwa selama beberapa bulan poin-poin penting antara AS dan UEA berkisar pada bagaimana jet dapat dikerahkan dan seberapa banyak teknologi canggih F-35 yang akan diizinkan untuk dimanfaatkan oleh UEA. Seseorang tersebut meminta untuk tidak disebutkan namanya atau berdasarkan asosiasi dengan salah satu negara.
Menurut sumber-sumber yang ada, UEA telah menandatangani perjanjian untuk membeli 50 jet F-35 dan hingga 18 drone bersenjata. Sebelumnya, Juru Bicara Pentagon John Kirby mengatakan, kemitraan AS dengan UEA lebih strategis dan kompleks daripada penjualan senjata. Washington juga berkomitmen untuk bekerja dengan Abu Dhabi untuk menjawab pertanyaan mereka.
"Kami akan selalu menekankan, sebagai persyaratan dan kebijakan undang-undang, pada berbagai persyaratan penggunaan akhir," kata Kirby.
Dia menambahkan bahwa pertemuan antara pejabat AS dan UEA di Pentagon akhir pekan ini akan membahas topik yang luas tetapi mengantisipasi bahwa penjualan senjata akan muncul. Kirby merujuk pertanyaan tentang rincian penjualan senjata tertentu ke Departemen Luar Negeri.
Seorang pejabat Departemen Luar Negeri, berbicara dengan syarat anonim, mengatakan bahwa pemerintahan Biden berkomitmen untuk penjualan yang diusulkan dari pesawat F-35 bersama dengan MQ-9B dan amunisi. "Kami berharap kami dapat mengatasi masalah yang belum terselesaikan," kata pejabat itu.
Sementara itu Lockheed Martin Corp merujuk untuk langsung ke pemerintah AS dan UEA ketika dimintakan komentarnya. UEA, salah satu sekutu terdekat Washington di Timur Tengah, telah lama menyatakan minatnya untuk memperoleh jet siluman F-35, dan dijanjikan kesempatan untuk membelinya dalam kesepakatan sampingan ketika mereka setuju untuk menormalkan hubungan dengan Israel pada Agustus 2020.