Regulator obat-obatan Uni Eropa, European Medicines Agency (EMA), pada hari Kamis (16/12) mengesahkan penggunaan dua perawatan baru untuk Covid-19 dan menyetujui penggunaan darurat obat ketiga.
Apa yang kita ketahui tentang obat Covid-19?
Obat antibodi monoklonal Xevudy (sotrovimab), yang dikembangkan bersama oleh raksasa farmasi Inggris GlaxoSmithKline dan perusahaan Amerika Serikat Vir Biotechnology, "secara signifikan mengurangi jumlah rawat inap dan kematian pada pasien dengan satu kondisi tertentu," kata EMA dalam sebuah pernyataan, mengutip penelitiannya.
Perawatan dengan menggunakan antibodi monoklonal adalah protein yang dibuat di laboratorium yang meniru reaksi tubuh terhadap infeksi. Xevudy adalah obat antibodi monoklonal ketiga yang disetujui oleh EMA.
Kineret (anakinra), diproduksi oleh Swedish Orphan Biovitrum yang berbasis di Stockholm, dapat "mengurangi kerusakan saluran napas bagian bawah, mencegah perkembangan gagal napas yang parah," kata EMA dalam siaran pers terpisah.
EMA juga mengizinkan pil Covid-19 Pfizer untuk penggunaan darurat, dengan mengatakan obat itu "dapat digunakan untuk mengobati orang dewasa yang terinfeksi Covid-19 yang tidak memerlukan oksigen tambahan dan yang meningkatkan risiko berkembang menjadi penyakit parah."
Pil, yang dikenal sebagai Paxlovid, masih perlu ditinjau sepenuhnya oleh EMA. "Paxlovid harus diberikan sesegera mungkin setelah diagnosis Covid-19 dan dalam waktu lima hari sejak dimulainya gejala," kata badan tersebut tentang pil buatan Pfizer.
Persetujuan akhir untuk ketiga obat tersebut diserahkan kepada Komisi Eropa. Sejauh ini Uni Eropa telah mengizinkan enam perawatan Covid-19.
Otorisasi di tengah kekhawatiran Omicron
Otorisasi keluar ketika UE bersiap untuk kemungkinan lonjakan kasus dari varian Omicron yang baru ditemukan. Xevudy telah diyakini efektif melawan semua mutasi Omicron, menurut penelitian, dengan Paxlovid juga diharapkan tahan terhadap varian tersebut.
Sementara itu, Prancis pada Kamis (16/12) membatasi kedatangan dari Inggris dan memperketat kontrol perjalanan dari negara-negara Uni Eropa lainnya karena kekhawatiran Omicron.
Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC) mengatakan pada awal pekan ini bahwa "tindakan tegas" diperlukan untuk mengatasi penyebaran varian Omicron dan menyebut vaksin saja tidak cukup untuk mengatasi wabah.
bh/ha (AP, AFP, Reuters)