Sabtu 18 Dec 2021 17:53 WIB

Filipina Kerahkan Militer untuk Cari Korban Topan Rai

Lebih dari 20 orang dilaporkan meninggal akibat Topan Rai Filipina.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
 Sebuah foto selebaran yang disediakan oleh Penjaga Pantai Filipina (PCG) menunjukkan pemandangan udara dari sebuah desa yang terkena dampak topan di Surigao Del Norte, Filipina selatan, 17 Desember 2021. Menurut Dewan Manajemen dan Pengurangan Risiko Bencana Nasional (NDRRMC), di sedikitnya enam orang tewas dan hampir 200.000 lainnya yang tinggal di sepanjang jalur Topan Rai dievakuasi.
Foto:

Di Kota Surigao, tiga orang lainnya dilaporkan tewas pada Sabtu (18/12),sehingga jumlah korban tewas secara keseluruhan menjadi 21. Aljazirah melaporkan, beberapa provinsi yang terkena dampak topan membutuhkan air bersih, makanan, obat-obatan, dan kebutuhan dasar lainnya seperti selimut serta tempat tidur. Distribusi bantuan mengalami kendala karena sebagian besar bandara dan pelabuhan hancur akibat badai.

Para pejabat masih berusaha untuk menilai tingkat kerusakan, termasuk jumlah orang yang meninggal. Tetapi upaya itu terhambat oleh kerusakan jalur komunikasi.

Sebagian besar daerah yang terkena dampak, seperti Siargao, Bohol, dan Leyte sedang berupaya melakukan pemulihan akibat pandemi Covid-19. Mata pencaharian provinsi tersebut sangat bergantung pada pariwisata.

Badan cuaca Filipina mengatakan topan itu sekarang telah mereda. Topan Rai melanda Filipina pada akhir musim topan. Biasanya sebagian besar siklon berkembang antara Juli dan Oktober.

Para ilmuwan telah lama memperingatkan bahwa, topan akan  menguat lebih cepat ketika dunia menjadi lebih hangat karena perubahan iklim. Filipina merupakan salah satu negara paling rentan terhadap dampak perubahan iklim di dunia. Filipina rata-rata dilanda 20 badai dan topan setiap tahun. Topan tersebut biasanya menyapu bersih lahan pertanian, rumah dan infrastruktur di daerah miskin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement