Arthur mengatakan inspeksi awal tidak mencakup empat kota, dengan topan bertiup saat mengamuk melalui provinsi pulau tengah pada Kamis dan Jumat (16-17/12). Pemerintah mengatakan sekitar 780.000 orang terkena dampak, termasuk lebih dari 300.000 penduduk yang harus mengungsi dari rumah .
Sekitar 39 kematian akibat topan lainnya dilaporkan oleh badan tanggap bencana dan polisi nasional. Pejabat di Kepulauan Dinagat, salah satu provinsi tenggara yang pertama kali diterjang topan, secara terpisah melaporkan 10 kematian hanya dari beberapa kota, sehingga keseluruhan kematian sejauh ini menjadi 112 orang.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte terbang ke wilayah itu pada Sabtu dan menjanjikan bantuan baru sebesar 2 miliar peso. Para pembantunya mengatakan presiden akan mengunjungi Bohol pada Ahad.
Pada kondisi terkuatnya, topan itu membawa angin berkecepatan 195 kilometer per jam dan hembusan hingga 270 kph. Topan ini menjadi salah satu yang paling kuat dalam beberapa tahun terakhir untuk menghantam kepulauan yang rawan bencana, yang terletak di antara Samudra Pasifik dan Laut Cina Selatan.
Air banjir naik dengan cepat di kota tepi sungai Bohol, Loboc, tempat penduduk terjebak di atap dan pohon. Mereka diselamatkan oleh penjaga pantai pada hari berikutnya. Di Kepulauan Dinagat, seorang pejabat mengatakan atap hampir semua rumah, termasuk tempat penampungan darurat, rusak atau tertiup angin.