REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Perdana Menteri (PM) Malaysia Ismail Sabri Yaakob mengakui terdapat kelemahan dalam upaya koordinasi banjir besar yang terjadi di setidaknya tujuh negara bagian negara tersebut. Dia juga menjanjikan perbaikan ke depan dalam penanganan banjir.
"Saya tidak menyangkal (kelemahan) dan akan memperbaiki di masa depan. Tanggung jawab bukan hanya pemerintah federal, tetapi juga pemerintah negara bagian dan garis depan adalah distrik," katanya kepada wartawan setelah mengunjungi korban banjir di Jelebu, Negeri Sembilan, dikutip laman Channel News Asia, Rabu (22/12).
"Badan Nasional Penanggulangan Bencana hanya berkoordinasi. Jika dianggap lemah dalam koordinasi, saya tidak membela siapapun dalam situasi ini. Bagi saya, semua orang harus bertanggung jawab," ujarnya melanjutkan.
Ismail Sabri juga mengatakan situasi banjir di Selangor memang tidak terduga. "Di Selangor, ada masalah. Kami transparan tentang ini dan saya tidak ingin menutupi siapa pun," kata PM Malaysia.
Di negara bagian lain, (seperti) di pantai timur, banjir sudah menjadi peristiwa tahunan. Sehingga semua persiapan sudah dilakukan, tinggal menunggu apakah (perlu) membuka PPS (pusat bantuan) atau tidak. "Setiap tahun, para pengungsi banjir akan pindah ke tempat yang sama," ujarnya menambahkan.
Hujan deras di pantai barat Semenanjung Malaysia pada akhir pekan lalu telah mengakibatkan banjir terburuk dalam beberapa tahun. Selangor dan Pahang menjadi daerah yang paling terkena dampak.