Kamis 23 Dec 2021 05:57 WIB

Banjir Malaysia Telan 27 Korban Jiwa dan Ribuan Mengungsi

Pemerintah Malaysia mengaku lemah hadapi banjir

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nashih Nashrullah
Pemerintah Malaysia mengaku lemah hadapi banjir.  Pemandangan udara dari desa yang terkena banjir di Shah Alam, negara bagian Selangor, Malaysia..
Foto: EPA-EFE/FAZRY ISMAIL
Pemerintah Malaysia mengaku lemah hadapi banjir. Pemandangan udara dari desa yang terkena banjir di Shah Alam, negara bagian Selangor, Malaysia..

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR— Banjir besar yang melanda sejumlah negara bagian di Semenanjung Malaysia sejak hujan Jumat lalu hingga Rabu pagi (22/12) telah menelan korban 27 nyawa.

Kepala Polisi Selangor, Arjunaidi Mohamed mengatakan sebanyak 20 dari korban meninggal ditemukan di Negara Bagian Selangor dan tujuh ditemukan di Negara Bagian Pahang.

Baca Juga

Kota atau Bandar Mentakab di Pahang hingga kini dilaporkan masih terendam banjir.Arjunaidi mengatakan hingga petang hari kemarin 20 orang sudah dipastikan identitasnya yang menjadi korban banjir di negera bagian ini.

Selain di Bagian 25 Taman Sri Muda, Shah Alam, mayat korban banjir juga ditemukan di Kajang, Sungai Buloh dan terbaru di Klang yang merupakan pelapor korban terbanyak di Selangor. 

Di kawasan paling parah Bagian 25 Taman Sri Muda Selangor telah ditemukan sebanyak sembilan mayat yang ditemukan dalam rumah dan terdiri dari lima wanita dan seorang laki-laki,dan tiga mayat di sekitar Taman Sri Muda yang menjadi lokasi bertemunya Sungai Klang dan Sungai Damansara.

Berdasarkan laporan dari Badan Bencana Malaysia hingga Rabu (22/12) jam 04.00 waktu setempat, 12.655 keluarga terdampak banjir. 

Jumlah korban keseluruhan 56682 orang, jumlah seluruh negeri terdampak tujuh negeri, jumlah seluruh daerah 27 dan jumlah pusat pemindahan atau pengungsian 382. Lebih 1000 korban berada Selangor, Kuala Lumpur, Pahang, dan Kelantan.

Sementara itu, Perdana Menteri (PM) Malaysia Ismail Sabri Yaakob mengakui terdapat kelemahan dalam upaya koordinasi banjir besar yang terjadi di setidaknya tujuh negara bagian negara tersebut. Dia juga menjanjikan perbaikan ke depan dalam penanganan banjir.

"Saya tidak menyangkal (kelemahan) dan akan memperbaiki di masa depan. Tanggung jawab bukan hanya pemerintah federal, tetapi juga pemerintah negara bagian dan garis depan adalah distrik," katanya kepada wartawan setelah mengunjungi korban banjir di Jelebu, Negeri Sembilan, dikutip laman Channel News Asia, Rabu (22/12).   

"Badan Nasional Penanggulangan Bencana hanya berkoordinasi. Jika dianggap lemah dalam koordinasi, saya tidak membela siapapun dalam situasi ini. Bagi saya, semua orang harus bertanggung jawab," ujarnya melanjutkan.

Ismail Sabri juga mengatakan situasi banjir di Selangor memang tidak terduga. "Di Selangor, ada masalah. Kami transparan tentang ini dan saya tidak ingin menutupi siapa pun," kata PM Malaysia.

Di negara bagian lain, (seperti) di pantai timur, banjir sudah menjadi peristiwa tahunan. Sehingga semua persiapan sudah dilakukan, tinggal menunggu apakah (perlu) membuka PPS (pusat bantuan) atau tidak. "Setiap tahun, para pengungsi banjir akan pindah ke tempat yang sama," ujarnya menambahkan.

Hujan deras di pantai barat Semenanjung Malaysia pada akhir pekan lalu telah mengakibatkan banjir terburuk dalam beberapa tahun. Selangor dan Pahang menjadi daerah yang paling terkena dampak.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement