Kamis 23 Dec 2021 21:47 WIB

Belgia Setuju Tutup PLTN pada 2025

Koalisi tujuh partai telah bergulat selama berbulan-bulan dengan topik penutupan PLTN

Rep: Dwina Agustin/ Red: Dwi Murdaningsih
Pembangkit listrik tenaga nuklir/PLTN (ilustrasi) Pemerintah Belgia menyetujui untuk menutup pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) pada 2025, Kamis(23/12).
Foto: EPA/Laurent Dubrule
Pembangkit listrik tenaga nuklir/PLTN (ilustrasi) Pemerintah Belgia menyetujui untuk menutup pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) pada 2025, Kamis(23/12).

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Pemerintah Belgia menyetujui untuk menutup pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) pada 2025, Kamis(23/12). Hanya saja, keputusan ini dengan syarat membiarkan memperpanjang keberadaan dua reaktor jika tidak dapat menjamin pasokan energi.

Koalisi tujuh partai telah bergulat selama berbulan-bulan dengan topik tersebut. Partai Hijau bersikukuh bahwa Undang-Undang 2003 yang mengatur penghentian nuklir harus dihormati. Sementara, kelompok liberal lebih suka memperpanjang umur dua reaktor terbaru. Pemerintah telah memberikan tenggat waktu akhir 2021 untuk menyelesaikan masalah ini.

Baca Juga

Menyingkirkan nuklir yang direncanakan akan dimulai dengan penutupan satu reaktor pada 1 Oktober 2022. Penonaktifan, termasuk pemindahan semua bahan radioaktif dan pembongkaran bangunan, akan selesai pada 2045.

Sebanyak dua pembangkit nuklir Belgia dengan total tujuh reaktor, dioperasikan oleh utilitas Prancis Engie. Reaktor tersebut menyumbang hampir setengah dari produksi listrik negara itu.

Setelah pembicaraan sepanjang malam, para menteri mencapai kompromi dengan pembangkit listrik tenaga nuklir terakhir yang ada harus ditutup pada 2025. Fasilitas itu harus tutup untuk menempatkan Belgia bergabung dengan negara-negara lain seperti Jerman yang juga secara bertahap menghentikan teknologi tersebut.

Tapi, Belgia masih perlu menetapkan cara untuk menutupi kekurangan energi dan ada masalah lainnya. Pemenang kontrak untuk membangun pembangkit listrik tenaga gas di utara Brussel telah ditolak izinnya.

Pemerintah sekarang akan menunggu hingga 15 Maret untuk melihat apakah izin diberikan. Jika tidak maka pemerintah harus mencari opsi lain, termasuk penawar kontrak lainnya. Perdana Menteri Belgia Alexander De Croo mengatakan ada kemungkinan reaktor nuklir tertentu dapat dibiarkan beroperasi lebih lama, tetapi menurutnya itu sangat tidak mungkin.

Brussel juga akan menginvestasikan 100 juta euro selama empat tahun dalam penelitian teknologi tenaga nuklir. Belgia menekankan reaktor modular yang lebih kecil dan mungkin bekerja sama dengan Prancis dan Belanda. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement