Jumat 24 Dec 2021 08:23 WIB

Jerman Laporkan Kematian Pertama Omicron

Otoritas Jerman mencatat 810 kasus baru Omicron.

Tanda menginformasikan pengunjung tentang masker wajib di supermarket di Munich, Jerman, 19 November 2021.  Institut Robert Koch Jerman untuk penyakit menular mengonfirmasi kematian pertama akibat virus corona varian Omicron pada Kamis (23/12/2021).
Foto: EPA-EFE/PHILIPP GUELLAND
Tanda menginformasikan pengunjung tentang masker wajib di supermarket di Munich, Jerman, 19 November 2021. Institut Robert Koch Jerman untuk penyakit menular mengonfirmasi kematian pertama akibat virus corona varian Omicron pada Kamis (23/12/2021).

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Institut Robert Koch Jerman untuk penyakit menular mengonfirmasi kematian pertama akibat virus corona varian Omicron pada Kamis (23/12). Pasien yang meninggal itu berusia antara 60-79 tahun, katanya.

Otoritas mencatat 810 kasus baru Omicron, sehingga total varian yang lebih menular itu berjumlah 3.198 kasus. Satu-satunya kasus yang dihitung adalah kasus yang ditemukan melalui pengurutan genom secara keseluruhan atau dugaan diagnostik berdasarkan tes PCR khusus varian.

Baca Juga

Sebelumnya Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengungkapkan bahwa infeksi varian Omicron bisa berlipat ganda setiap 1,5-3 hari. Untuk mengendalikan penyebaran ini, Ghebreyesus mengimbau agar acara pertemuan di momen libur panjang tahun baru ditunda atau dibatalkan.

Ghebreyesus mengatakan pertemuan atau perayaan yang mengundang berkumpulnya banyak orang dapat memicu peningkatan kasus Covid-19. Terlebih ada varian Omicron yang diketahui dapat menular lebih cepat. Lonjakan kasus bisa membuat sistem kesehatan kewalahan dan kematian menjadi lebih banyak terjadi.

Ghebreyesus juga mengungkapkan bahwa varian Omicron menyebar lebih cepat dibandingkan varian Delta. Selain itu, varian baru ini bisa menyebabkan infeksi pada orang yang sudah vaksinasi atau sudah pernah terkena Covid-19 sebelumnya.

 

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement