REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI -- China melaporkan 140 kasus terkonfirmasi Covid-19 pada Jumat (24/12). Jumlah itu naik dari 87 kasus yang dilaporkan pada hari sebelumnya. Demikian dilaporkan Komisi Kesehatan Nasional China, Sabtu (25/12).
Sebanyak 87 kasus pada Jumat merupakan transmisi lokal, yang juga mengalami kenaikan dari 55 kasus sehari sebelumnya. Mayoritas kasus baru tercatat di provinsi Shaanxi.
Otoritas juga mencatat 24 kasus orang tanpa gejala (OTG), turun dari 26 kasus sehari sebelumnya. Di China, OTG tidak diperhitungkan sebagai kasus terkonfirmasi Covid-19. Hingga 24 Desember tercatat 100.871 kasus terkonfirmasi dan 4.636 kematian Covid-19 di daratan China.
Sebelumnya, Pemerintah China pada Rabu (22/12) memerintahkan penguncian atau lockdown terhadap 13 juta orang di lingkungan dan tempat kerja di Kota Xi'an. Perintah ini menyusul lonjakan kasus virus corona yang memicu kepanikan.
Media pemerintah melaporkan, pejabat kota memerintahkan semua penduduk tinggal di rumah kecuali mereka memiliki alasan mendesak untuk keluar. Pemerintah kota juga menangguhkan semua transportasi umum.
Perintah penguncian itu mulai berlaku pada Rabu tengah malam dan berlangsung tanpa batas waktu. Satu orang dari setiap rumah tangga akan diizinkan keluar setiap dua hari untuk membeli kebutuhan rumah tangga.
Unggahan di media sosial menunjukkan warga Xi'an dengan panik membeli pasokan bahan makanan dan produk rumah tangga dalam jumlah besar. Pemerintah mengatakan, pasokan kebutuhan pangan akan dibawa pada Kamis (23/12).
Xi'an pada Rabu, melaporkan 52 kasus baru virus Corona yang ditularkan secara lokal selama 24 jam sebelumnya. China telah mengadopsi langkah-langkah pengendalian pandemi yang ketat di bawah program tanpa transmisi, yang mengarah pada penguncian dan pengujian massal.
Langkah-langkah itu telah ditingkatkan dalam beberapa hari terakhir menjelang dimulainya Olimpiade Musim Dingin Beijing pada 4 Februari. Penguncian di Xi'an merupakan salah satu tindakan yang paling keras sejak China memberlakukan penguncian ketat di Wuhan, ketika Covid-19 pertama kali tedeteksi.