REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Koalisi pimpinan Arab Saudi yang bertempur di Yaman mengatakan kelompok Houthi bersekutu dengan Iran telah menembakkan 430 rudal balistik dan 851 drone bersenjata ke Arab Saudi sejak perang dimulai pada 2015, Ahad (26/12). Serangan-serangan tersebut telah menewaskan 59 warga sipil Arab Saudi.
Juru bicara aliansi Arab Saudi, Jenderal Turki al-Malki, mengatakan gerakan yang bersekutu dengan Iran telah menggunakan bandara Sanaa sebagai pangkalan untuk melancarkan serangan ke negaranya. Houthi sudah membantah tuduhan tersebut sebelumnya.
Yaman telah terperosok dalam kekerasan sejak 2014 ketika Houthi mengambil alih ibu kota Sanaa dan menggulingkan pemerintah Abd-Rabbu Mansour Hadi yang diakui secara internasional. Arab Saudi dan Uni Emirat Arab melakukan intervensi terhadap gerakan Houthi pada 2015 tetapi perang telah menemui jalan buntu selama bertahun-tahun sehingga menewaskan puluhan ribu orang Yaman, sebagian besar warga sipil.
Arab Saudi telah berada di bawah tekanan dari sekutu Barat untuk mencabut blokade di pelabuhan Yaman dan bandara Sanaa. Blokade ini, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), berkontribusi besar untuk menciptakan krisis kemanusiaan terburuk di dunia. Pencabutan blokade juga menjadi syarat dari Houthi untuk memulai pembicaraan gencatan senjata.
Malki membantah ada blokade di Yaman. Dia menambahkan bahwa bandara Sanaa tetap terbuka untuk penerbangan PBB dan organisasi kemanusiaan.
Selain itu, Malki berbagi video dengan wartawan yang katanya menunjukkan penasihat militer dari kelompok Syiah Lebanon yang didukung Iran, Hizbullah, membantu Houthi di Yaman.
Hizbullah dan Houthi menyangkal kelompok Lebanon memiliki peran dalam perang. Konflik tersebut sebagian besar dilihat sebagai perang proksi antara musuh bebuyutan Timur Tengah, Arab Saudi dan Iran.