REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid mengatakan negaranya siap bertindak sendiri dalam menghadapi ancaman Iran. Hal itu disampaikan saat Teheran mengancam akan menghancurkan fasilitas nuklir Zionis.
“Tentu saja, kami lebih suka bertindak dalam kerja sama internasional. Tapi jika diperlukan, kami akan bertindak sendiri. Kami membela diri kami sendiri,” kata Lapid kepada Komite Urusan Luar Negeri dan Pertahanan Israel pada Senin (27/11), dilaporkan Jerusalem Post.
Lapid menjelaskan, Israel telah memberi sedikit informasi intelijen kepada sekutunya tentang program nuklir Iran. “(Bukan) opini dan posisi, (tapi) intelijen yang membuktikan bahwa Iran menipu dunia dengan cara yang sepenuhnya sistematis,” ujarnya.
Dia mengklaim, semua yang dipedulikan Iran hanyalah tentang bagaimana Amerika Serikat (AS) dapat mencabut sanksi ekonomi terhadapnya. Dengan demikian, Teheran dapat mengalokasikan dana miliaran dolar untuk program nuklirnya serta mendanai proksi milisi Syiah di Timur Tengah.
Korps Garda Revolusi Iran telah mengancam akan meledakkan fasilitas nuklir Israel di kota Dimona di gurun Negev.
“Jika terjadi kebodohan di pihak rezim Zionis, Republik Islam Iran tak hanya siap menghancurkan Tel Aviv dan Haifa, tapi membebaskan Quds (Yerusalem) yang suci. Tidak ada yang akan merasakan keamanan, apakah mereka berada di 1.000 kilometer atau 10 ribu kilometer,” kata mereka lewat akun Twitter resminya, Senin.
Pekan lalu, Iran melakukan latihan militer dan meluncurkan rudal balistiknya. Teheran menyebut, rudal balistiknya memiliki daya jangkau hingga 2.000 kilometer.
Dengan kemampuan seperti itu, Iran dapat membidik pangkalan militer Israel dan sekutunya, Amerika Serikat (AS), di kawasan Timur Tengah.
Akhir bulan lalu, militer Israel mengatakan mereka sedang mempersiapkan semua kemungkinan skenario untuk menyerang Iran.
“Saya tidak akan membahas detail kebijakan, tapi seperti yang telah kami sampaikan sebelumnya, kami sedang mempersiapkan semua kemungkinan (untuk menyerang Iran),” kata juru bicara militer Israel Brigadir Jenderal Ran Kochav pada 30 November lalu.
Baca juga : Kepala WHO Khawatir Tsunami Kasus Akibat Varian Delta-Omicron
Menurut Kochav, militer Israel sudah meningkatkan level kesiapannya. Bidang militer dan operasional sudah berada di garis depan guna mencegah Iran mempersiapkan atau membangun dirinya di arena utara.
“Ketika saya mengatakan bahwa kami mempercepat rencana kami melawan Iran, maksud saya persis seperti itu,” ujarnya.