REPUBLIKA.CO.ID, NAYPYIDAW -- Pengadilan di Myanmar yang dikuasai militer memenjarakan tiga tokoh bisnis pertunjukan terkemuka, Kamis (30/12). Masing-masing mendapatkan hukuman tiga tahun penjara karena peran mereka dalam protes terhadap kudeta pada Februari.
Pada hari-hari awal protes, kerumunan besar berkumpul di kota-kota dengan banyak aktor dan penyanyi menggunakan media sosial untuk menyuarakan dukungan dan beberapa berbicara di rapat umum. Di antara mereka yang ambil bagian adalah pasangan aktor terkenal Pyay Ti Oo dan Eaindra Kyaw Zin.
Pasangan itu kemudian ditangkap pada April dan didakwa di bawah bagian hukum pidana yang melarang penyebaran perbedaan pendapat. Lapor kantor berita Mizzima dan BBC Burma menyatakan, pengadilan di kota utama Yangon memenjarakan mereka selama tiga tahun dengan kerja paksa.
Sedangkan aktor-sutradara terkenal Lu Min menerima hukuman sama dengan tuduhan yang sama untuk pasangan itu. Selebriti lain, model pria Paing Takhon, dijatuhi hukuman tiga tahun penjara dengan kerja paksa pada Senin (27/12).
Myanmar memiliki dunia seni dan hiburan yang berkembang pesat. Sebagian besar teater dan musik berakar pada tema tradisional tetapi versi cover lagu-lagu pop Asia dan Barat berbahasa Burma sangat populer dan penyanyi serta aktor muda Myanmar memiliki banyak pengikut.
Menurut penghitungan oleh Asosiasi Bantuan Tahanan Politik, setidaknya 1.377 orang telah tewas dan lebih dari 11 ribu dipenjara dalam tindakan keras terhadap protes dan oposisi bersenjata sejak kudeta. Pemerintah militer membantah angka-angka itu dan mengatakan tentara juga tewas dalam bentrokan.