Sabtu 01 Jan 2022 04:17 WIB

Jaga Keseimbangan, Rusia Jaga Kontak dengan Pemerintahan Taliban

Rusia mempertahankan kontak dengan Taliban walau belum mengakui pemerintahannya

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Christiyaningsih
Anggota delegasi politik dari gerakan Taliban Afghanistan menghadiri pembicaraan yang melibatkan perwakilan Afghanistan di Moskow, Rusia, 20 Oktober 2021. Rusia mempertahankan kontak dengan Taliban walau belum mengakui pemerintahannya.
Foto: EPA-EFE/ALEXANDER ZEMLIANICHENKO
Anggota delegasi politik dari gerakan Taliban Afghanistan menghadiri pembicaraan yang melibatkan perwakilan Afghanistan di Moskow, Rusia, 20 Oktober 2021. Rusia mempertahankan kontak dengan Taliban walau belum mengakui pemerintahannya.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan negaranya mempertahankan kontak dengan pemerintahan Taliban di Afghanistan. Karena belum secara resmi mengakui kekuasaan mereka, Moskow fokus pada penanganan krisis kemanusiaan di sana.

“Kami menjaga kontak bisnis dengan perwakilan otoritas baru Afghanistan, termasuk melalui kedutaan kami di Kabul. Bidang kemanusiaan menjadi area interaksi praktis yang sangat penting dalam kondisi krisis sosial ekonomi,” kata Lavrov dilaporkan laman kantor berita Rusia, TASS, Jumat (31/12).

Baca Juga

Dia mengungkapkan, Rusia mengirimkan beberapa gelombang bantuan kemanusiaan ke Afghanistan pada November dan Desember. Moskow pun membantu sejumlah siswa di Afghanistan untuk melanjutkan pendidikan di Rusia. “Rekan-rekan kami dari Kementerian Pertahanan Rusia memberikan kontribusi besar yang bermanfaat untuk upaya persahabatan ini,” ujarnya.

Taliban merupakan organisasi terlarang di Rusia. Awal bulan ini, Presiden Rusia Vladimir Putin menyuarakan kekhawatirannya atas situasi di Afghanistan. Dia secara khusus menyoroti kondisi keamanan di sana.

“Tentu saja, kami prihatin atas segala sesuatu yang terkait dengan terorisme dan perang melawannya, serta dengan narkoba dan kejahatan terorganisasi. Dalam konteks ini, kita tidak bisa tidak prihatin atas situasi di Afghanistan dan bagaimana perkembangannya,” kata Putin saat melakukan pembicaraan dengan Perdana Menteri India Narendra Modi pada 6 Desember lalu.

Menurut Putin, Rusia dan India terus bekerja secara aktif di arena internasional, termasuk terkait Afghanistan. “Memang dalam banyak hal posisi kita mirip,” ucapnya.

Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengungkapkan sejak Taliban mengambil alih kekuasaan di Afghanistan, sekitar 600 anggota atau simpatisan ISIS di negara itu telah ditangkap. Beberapa di antara mereka adalah wanita. “Mereka (anggota atau simpatisan ISIS) tidak banyak di Afghanistan karena tak mendapat dukungan dari rakyat,” kata Mujahid dalam konferensi pers pada 10 November lalu.

Dia pun menyinggung ISIS-Khorasan yakni kelompok yang terafiliasi ISIS di Afghanistan. Menurut Mujahid, tidak seperti ISIS di negara lain di Timur Tengah, sebagian besar anggota ISIS-Khorasan adalah warga lokal. Ia pun meyakinkan ISIS-K tak menimbulkan ancaman bagi negara lain.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement