REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengakhiri tahun ke-10 kekuasaannya dengan pidato yang lebih banyak menyebutkan pabrik traktor dan seragam sekolah daripada senjata nuklir atau Amerika Serikat (AS). Dia berfokus untuk pembangunan ekonomi dan meningkatkan kehidupan masyarakat.
Menurut Kim dalam pidato di akhir Rapat Pleno ke-4 Komite Sentral ke-8. Partai Pekerja Korea (WPK) pada Jumat (31/12), tujuan Korea Utara pada 2022 itu karena menghadapi perjuangan hidup dan mati yang hebat. Dia telah menggunakan pidato Tahun Baru sebelumnya untuk membuat pengumuman kebijakan utama, termasuk meluncurkan keterlibatan diplomatik yang signifikan dengan Korea Selatan dan AS.
Tapi ringkasan pidatonya yang diterbitkan di media pemerintah Korea Utara tidak menyebutkan secara spesifik tentang AS. Dia hanya mengacu pada diskusi yang tidak ditentukan tentang hubungan antar-Korea dan urusan luar.
Fokus domestik dari pidato tersebut menggarisbawahi krisis ekonomi yang dihadapi Kim di dalam negeri. Pyongyang menghadapi penguncian perbatasan anti-pandemi yang dipaksakan sendiri telah membuat negara ini lebih terisolasi daripada sebelumnya.
"Tugas dasar yang dihadapi bagian dan rakyat tahun depan adalah memberikan jaminan yang kuat untuk melaksanakan rencana lima tahun dan membuat perubahan yang luar biasa dalam pembangunan nasional dan kehidupan masyarakat," kata Kim.
Kim menghabiskan sebagian besar pidatonya merinci masalah domestik dari rencana ambisius untuk pembangunan pedesaan hingga pola makan masyarakat. Dia pun membahas seragam sekolah dan kebutuhan untuk menindak praktik non-sosialis.
Pemimpin yang telah menjabat 10 tahun ini juga mengutip kemajuan militer yang tidak ditentukan sebagai pencapaian besar tahun lalu. Dia membahas tugas militan yang dihadapi pertahanan nasional pada tahun 2022.