Ahad 02 Jan 2022 10:30 WIB

Israel Tutup Unit Intelijen Pemantau Media di Negara Arab

Unit intelijen pemantau media ditutup Israel.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Muhammad Hafil
Israel Tutup Unit Intelijen Pemantau Media di Negara Arab. Foto: Tentara Israel dikerahkan selama bentrokan dengan warga Palestina di desa Burqa dekat kota Nablus, Tepi Barat, 23 Desember 2021. Bentrokan meletus setelah pemukim Israel tiba untuk memprotes di dekat desa tempat seorang pemukim dibunuh pekan lalu oleh warga Palestina.
Foto: EPA-EFE/ALAA BADARNEH
Israel Tutup Unit Intelijen Pemantau Media di Negara Arab. Foto: Tentara Israel dikerahkan selama bentrokan dengan warga Palestina di desa Burqa dekat kota Nablus, Tepi Barat, 23 Desember 2021. Bentrokan meletus setelah pemukim Israel tiba untuk memprotes di dekat desa tempat seorang pemukim dibunuh pekan lalu oleh warga Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID,TEL AVIV -- Militer Israel telah menutup Hatzav, yaitu sebuah unit intelijen utama yang memantau media massa di dunia Arab. Unit intelijen Hatzav berada di bawah unit Korps Intelijen Israel dari pasukan pendudukan Israel, yang bertanggung jawab untuk mengumpulkan sinyal dan dekripsi kode.

Hatzav fokus memantau surat kabar, radio, dan televisi di dunia Arab. Tetapi belum lama ini, mereka mengalihkan fokusnya untuk memantau media sosial, termasuk Twitter, Facebook, TikTok, dan Instagram.

Baca Juga

Unit Hatzav sebelumnya juga memantau forum online untuk mendapatkan informasi yang dapat mendukung wawasan intelijen. Keputusan penutupan itu dibuat oleh Direktur Intelijen Militer, Herzl Halevi.

Dilansir Haaretz, Ahad (2/1), Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah mengontrak beberapa perusahaan sipil untuk memantau lalu lintas internet. Mereka juga mempertimbangkan outsourcing tambahan untuk menggantikan Hatzav.

Kantor juru Bicara IDF mengatakan, keputusan untuk menutup Hatzav tidak akan mempengaruhi kegiatan penting mereka. “Dalam prosesnya, kemampuan unit ditingkatkan dan aspek intelijen tambahan ditambahkan ke dalamnya," ujarnya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement