REPUBLIKA.CO.ID, SAN FRANCISCO -- Twitter pada Ahad (2/1) telah memblokir akun pribadi anggota parlemen dari Partai Republik, Marjorie Taylor Greene karena menyebarkan informasi yang salah terkait pandemi Covid-19. Akun Greene ditangguhkan secara permanen di bawah sistem teguran yang diluncurkan Twitter pada Maret.
Twitter menggunakan teknologi kecerdasan buatan untuk mengidentifikasi unggahan informasi tidak benar terkait virus Corona, yang dapat menyesatkan dan membahayakan orang lain. Twitter mempunyai kebijakan teguran secara bertahap sebelum menangguhkan akun individu secara permanen.
Twitter akan menangguhkan akun seseorang selama 12 jam setelah memberikan dua atau tiga teguran. Kemudian Twitter dapat menangguhkan akun seseorang selama seminggu, setelah memberikan empat teguran. Twitter akan menghapus akun seseorang setelah memberikan lima atau lebih banyak teguran.
Dalam sebuah pernyataan, Greene mengecam langkah Twitter yang menutup akunnya secara permanen. Greene mengatakan, akun Twitter-nya ditangguhkan setelah dia membuat cuitan statistik dari Vaccine Adverse Event Reporting System, yang merupakan database pemerintah yang mencakup data mentah dan belum diverifikasi.
“Twitter adalah musuh Amerika dan tidak bisa menangani kebenaran. Tidak apa-apa, saya akan menunjukkan kepada Amerika bahwa kita tidak membutuhkan mereka dan inilah saatnya untuk mengalahkan musuh kita," ujar Greene.
Twitter sebelumnya telah menangguhkan akun pribadi Greene untuk periode mulai dari 12 jam hingga seminggu penuh. Penangguhan berlaku untuk akun pribadi Greene, yaitu @mtgreenee, dan tidak memengaruhi akun Twitter resminya, yaitu @RepMTG.
Pada Juli, Twitter menangguhkan akun pribadi Greene selama seminggu setelah Presiden AS Joe Biden mendesak perusahaan teknologi untuk mengambil tindakan lebih keras terhadap klaim vaksin palsu yang dapat membunuh orang. Twitter telah berupaya untuk menghapus informasi palsu mengenai Covid-19 yang beredar di platformnya. Twitter telah menghapus ribuan cuitan dan menangguhkan jutaan akun di seluruh dunia, yang terkait dengan penyebaran hoaks seputar Covid-19.
Cuitan terakhir Greene ditulis pada Sabtu (1/1), yang menyebutkan tingginya jumlah kematian akibat vaksin Covid-19. Pekan lalu, Greene menuliskan cuitan bahwa dia telah berbicara dengan mantan Presiden Donald Trump melalui telepon. Greene mengaku telah menerima izin dari Trump untuk mengklarifikasi pendiriannya bahwa, dia menentang mandat vaksin.