REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Situs media bahasa Arab, Alhurra melaporkan Amerika Serikat (AS) tidak mendukung rehabilitasi pemerintahan Presiden Bashar al-Assad di Suriah. Hal ini disampaikan saat mengomentari langkah Bahrain menempatkan duta besar di Damaskus.
"Washington tidak mendukung rehabilitasi Bashar al-Assad," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS seperti dikutip Middle East Monitor, Senin (3/1).
Berdasarkan kantor berita Safa Press Agency juru bicara itu mengatakan pada Alhurra, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengkonfirmasi AS tidak mendukung normalisasi hubungan diplomatik dengan rezim Assad. "Kami tidak akan mencabut sanksi-sanksi atau mendukung pembangunan ulang Suriah kecuali terdapat kemajuan yang tak dapat diubah menuju solusi politik," kata juru bicara tersebut mengutip Blinken.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS juga meminta negara-negara yang hendak memperbaiki hubungan dengan rezim Assad untuk melihat 'kekejian yang ia lakukan terhadap rakyat Suriah dalam satu dekade terakhir. "Di samping upaya mencegah bantuan kemanusiaan masuk ke banyak wilayah di negara itu," katanya.
Pada Kamis (30/12) lalu Bahrain mengumumkan Waheed Mubarak Sayyar sebagai Duta Besar di Damaskus. Negara itu mencatat langkah ini sebagai bagian dari perubahan diplomatik di Timur Tengah yang semakin banyak negara Arab yang memperbaiki hubungan dengan Assad.
Bahrain merupakan negara Arab Teluk ketiga yang memperbaiki hubungan dengan rezim Assad. Uni Emirat Arab dan Oman melakukannya lebih dulu.