REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Dua negara Eropa, Jerman dan Prancis tengah menghadapi lonjakan kasus Covid-19 setelah tersebarnya varian Omicron. Namun, negara-negara itu berharap dampak Covid-19 tidak berat meskipun angka infeksi melonjak tajam.
Asosiasi dokter-dokter senior Jerman (VLK) mengatakan beban yang ditimbulkan virus corona varian Omicron pada sistem kesehatan dapat lebih ringan. Presiden VLK Michael Weber mengatakan virus corona tidak lagi menjadi ancaman bagi sistem kesehatan Jerman bila kasus infeksi didominasi varian Omicron seperti yang terjadi di Afrika Selatan, Inggris, atau Denmark, serta bila memang gejala yang ditimbulkan lebih ringan.
"Terdapat kemungkinan realistis pandemi juga akan menjadi endemik di negara ini," kata Weber pada surat kabar Welt am Sonntag, Senin (3/1).
Di tengah penyebaran varian Omicron dalam beberapa hari terakhir angka kasus infeksi harian di Jerman melonjak tajam setelah sempat stabil pada bulan Desember. Angka okupasi ranjang unit gawat darurat juga merangkak naik.
Baca: Menteri Pertahanan AS Positif Covid-19
Kementerian Kesehatan Jerman Karl Lauterbach juga mengungkapkan nada optimistis mengenai Omicron yang tidak lebih berbahaya dari varian-varian sebelumnya. Tapi ia mencatat varian tersebut masih menimbulkan risiko bagi orang lanjut usia yang tidak divaksin.
"Vaksinasi pertama mengurangi resiko kematian dengan drastis setelah hanya 14 hari, saya meminta pada masyarakat; mari divaksin!" kata Lauterbach.
Varian Omicron yang sangat menular telah menyebabkan lonjakan kasus infeksi di seluruh dunia. Angka kasus positif dunia mencapai rekor tertingginya, sejak 24 hingga 30 Desember rata-rata per hari terdeteksi hampir satu juga kasus baru di seluruh dunia. Tapi sejauh ini angka kematian tidak melonjak sehingga membawa harapan varian Omicron tidak begitu mematikan.
Baca:Epidemiolog : PTM Lebih Baik Dimulai Dengan Kapasitas Kelas 50 Persen
Pada Ahad (2/1) kemarin, Jerman melaporkan 12.515 kasus infeksi baru. Insidensi tujuh hari per 100 ribu orang naik dari 220,3 menjadi 222,7. Pasien Covid-19 yang meninggal dunia bertambah 46 orang. Lauterbach menegaskan pemakaian masker masih sangat penting.
"Viral load (jumlah partikel virus yang masuk per milimeter) orang yang terinfeksi Omicron lebih rendah, itulah mengapa masker lebih efektif, semua orang harus memakai masker saat bertemu orang lain," katanya.
Sementara itu, Prancis melaporkan dalam 24 jam terakhir kasus positif virus corona di negara itu bertambah 58.432. Lebih rendah dibandingkan empat hari terakhir ketika rata-rata kasus infeksi di atas 200 ribu kasus.
Pada hari-hari usai masa liburan seperti tahun baru angka kasus infeksi virus corona cenderung menurun. Sehingga penurunan kasus infeksi pada Senin (3/1) tidak memberi tanda lonjakan kasus infeksi sudah menurun. Rata-rata kasus infeksi baru per tujuh hari di Prancis mencapai rekor tertingginya yakni 162.041 kasus, melonjak lima kali lipat dalam satu bulan.
Pihak berwenang Prancis pun memutuskan agar anak-anak berusia enam tahun ke atas wajib memakai masker di ruangan tertutup. Pada Ahad (2/1) kemarin, pemerintah Prancis menurunkan usia wajib masker dari 11 tahun menjadi 6 tahun.
Paris berharap langkah itu dapat pemerintah tidak perlu menutup sekolah sebelum musim liburan. Murid-murid di Prancis kembali menggelar kelas tatap muka pada Senin ini dan anak-anak harus memakai masker di transportasi publik, fasilitas olahraga dan tempat ibadah.
Wajib masker diperluas ke luar ruangan di kota-kota seperti Paris dan Lyon yang baru-baru ini menerapkan wajib masker di ruangan terbuka. Di hari pertama tahun baru, Sabtu (1/1) Prancis mencatat 219.126 kasus infeksi baru, sedikit turun dari hari sebelumnya yang sebanyak 232.200 kasus infeksi.