Rabu 05 Jan 2022 08:56 WIB

Diprotes Warganya, Presiden Kazakhstan: Pemerintah tidak akan Ambruk

Kantor presiden Kazakhstan mengumumkan keadaan darurat di dua kota

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Presiden Kazakhstan, Kassym-Jomart Tokayev
Foto: Dok kedutaaan Kazakhstan
Presiden Kazakhstan, Kassym-Jomart Tokayev

REPUBLIKA.CO.ID, NUR SULTAN -- Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev menegaskan pemerintah "tidak akan ambruk" di tengah unjuk rasa menyusul kenaikan tajam harga bahan bakar. Presiden itu juga menekankan serangan pada petugas sipil dan militer merupakan pelanggaran hukum dan tindakan semacam itu akan dihukum.

Ia mengajak rakyatnya untuk tidak menyerah pada provokasi internal dan eksternal. Hal itu ia sampaikan dalam pidato di tengah unjuk rasa menentang kenaikan harga gas cair.

Baca Juga

Beberapa jam kemudian kantor kepresidenan mengumumkan masa darurat hingga 19 Januari di Almaty dan Provinsi Mangystau.

"Masyarakat yang terhormat, saya kembali meminta anda sekalian, menunjukkan kehati-hatian dan tidak mengalah pada provokasi internal dan eksternal, pada euforia unjuk rasa dan sikap permisif," kata Tokayev dalam pidatonya seperti dikutip Sputnik News, Rabu (5/1/2022).

Baca: Presiden Kazakhstan Umumkan Keadaan Darurat Usai Protes Membesar

Ia mengatakan pemerintah akan menggelar rapat ekonomi sosial pada Rabu ini. Tokayev menegaskan semua tuntutan pengunjuk rasa akan dipertimbangkan.

Ia juga meminta populasi muda untuk "tidak menghancurkan masa depan dan nyawa keluarga mereka" dengan berpartisipasi pada unjuk rasa. Beberapa jam usai pidato presiden, pemerintah Kazakhstan mendeklarasikan masa darurat.

"Mengingat situasi yang memburuk, untuk menjaga keamanan publik, mengembalikan ketertiban masyarakat dan hukum, membela hak dan kebebasan masyarakat, kepala negara, Kassym-Jomart Tokayev menandatangani dekrit masa darurat untuk Provinsi Mangystau dan Kota Almaty," kata kantor kepresidenan Kazakhstan dalam pernyataannya.

Baca: Akhir dari 141 Hari Mogok Makan Tahanan Palestina di Israel

Pidato Tokayev disampaikan saat terjadi bentrokan antara pengunjuk rasa dengan petugas penegak hukum di pusat alun-alun Ibukota Almaty. Polisi melepaskan tembakan gas air mata.

Dalam rekaman video terlihat granat kejut ditembakkan untuk membubarkan pengunjuk rasa di Almaty. Alun-alun ibu kota itu ditutup gas menyengat yang menyulitkan demonstran bernapas.

Baca: Prancis Selidiki Dugaan Terorisme dalam Ledakan Reli Dakar di Arab Saudi

Pada awal 2022, warga kota Aktau dan Zhanaozen di Mangystau, Kazakhstan, berunjuk rasa menolak kenaikan harga gas cair dua kali lipat. Kemudian warga wilayah Atyrau dan Kazakhstan Barat bergabung dalam unjuk rasa. Sebelumnya, pemerintah berjanji menurunkan harga gas dan tidak menuntut demonstran.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement