REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN — Jerman melaporkan jumlah kasus infeksi virus corona jenis baru (Covid-19) yang meningkat akibat Omicron. Kementerian Kesehatan negara itu mengatakan diperlukan setidaknya tambahan 15 juta dosis ketiga tambahan (booster) vaksin untuk memperlambat penyebaran wabah.
Menurut laporan dari lembaga kesehatan Jerman, lebih dari 80 persen warga di negara itu telah menerima dua dosis vaksin Covid-19. Jumlah ini sama dengan 59,3 juta orang.
Sementara ada sekitar 32,7 juta orang di Jerman yang telah mendapatkan booster. Menteri Kesehatan Jerman Karl Lauterbach mengatakan bahwa tindakan membatasi kontak dikombinasikan dengan vaksin dosis tambahan diperlukan untuk memperlambat penyebaran Omciron.
“Vaksinasi booster adalah perlindungan terbaik terhadap omicron,” ujar Lauterbach, dilansir One India, Rabu (5/1/2022).
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa risiko yang ditimbulkan oleh Omicron masih sangat tinggi. Badan tersebut mengatakan bukti yang konsisten menunjukkan bahwa varian ini memiliki keunggulan pertumbuhan dibandingkan Delta dengan waktu penggandaan dua hingga tiga hari.
Beberapa negara melaporkan terjadinya peningkatan pesat dalam kejadian kasus.
Israel bahkan akan memberikan dosis keempat untuk menghalau omicron. Menteri Israel Naftali Bennett mengatakan, negaranya akan memberikan dosis keempat vaksin Covid-19 kepada penduduk di atas 60 tahun dan staf medis. Langkah ini sebagai upaya menghadapi lonjakan infeksi varian Omikron.
Pekan lalu, Israel sudah menyetujui dosis keempat vaksin yang dikembangkan oleh Pfizer dan BioNTech sebagai doisis penguat atau booster kedua untuk orang-orang yang kekebalannya terganggu hingga orang tua yang tinggal di panti jompo. "Kami sekarang memiliki lapisan pertahanan baru," kata Bennett.