Kamis 06 Jan 2022 13:26 WIB

Lawan Tekanan China, Taiwan Buka Investasi di Lithuania

Taiwan akan investasi di semikonduktor, laser, bioteknologi dan penelitian.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Lithuania Gitanas Nauseda.
Foto:

Lithuania telah berusaha untuk membangun hubungan ekonomi yang lebih dekat dengan Taiwan. Terutama mengharapkan mendapatkan pijakan di sektor semikonduktor Taiwan sejak tahun lalu.  "Mengintegrasikan industri laser Lithuania ke dalam manufaktur semikonduktor di Taiwan adalah kemungkinan lain", kata Huang.

Tarik dubes

China telah menarik duta besarnya dari Lituania dan menurunkan hubungan diplomatik. China juga menekan perusahaan raksasa suku cadang mobil Jerman Continental untuk berhenti menggunakan komponen buatan Lithuania. Beijing juga telah memblokir kargo Lithuania memasuki China.

Sementara, pemerintah Lithuania memerintahkan perusahaan kereta api milik negara untuk tidak menandatangani kontrak dengan perusahaan pembangun jembatan Spanyol milik China, dengan alasan kepentingan keamanan nasional.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony Blinken bersama dengan Menteri Luar Negeri Jerman, Annalena Baerbock berkomitmen untuk bekerja sama melawan intimidasi China terhadap Lithuania. Blinken mengatakan, Jerman dan Amerika Serikat sepakat tentang pentingnya koordinasi trans-Atlantik di China.

"Kami memiliki keprihatinan langsung tentang upaya pemerintah Cina untuk menggertak Lithuania. China mendorong perusahaan-perusahaan Eropa dan Amerika untuk berhenti membangun produk dengan komponen yang dibuat di Lithuania, atau berisiko kehilangan akses ke pasar Cina, semua karena Lithuania memilih untuk memperluas kerjasama dengan Taiwan," ujar Blinken.

Ekonomi berbasis ekspor Lituania adalah rumah bagi ratusan perusahaan yang membuat produk seperti furnitur, laser, makanan, dan pakaian untuk perusahaan multinasional yang dijual ke China.

Wakil Menteri Luar Negeri Taiwan Tseng Hou-jen menyebut tekanan China pada Lithuania tidak proporsional. "Tindakan China tampaknya telah menargetkan apa yang dianggapnya sebagai negara yang rentan, untuk keuntungan politiknya. Tetapi menyerah bukanlah cara terbaik dalam menangani pengganggu," ujar Tseng.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement