REPUBLIKA.CO.ID, SAN JOSE -- Jumlah warga Nikaragua yang mencari perlindungan di negara tetangga Kosta Rika pada 2021 mencapai rekor, otoritas imigrasi Kosta Rika mengatakan pada Jumat (7/1/2022), di tengah penumpasan politik yang meluas terhadap penentang Presiden Nikaragua Daniel Ortega yang lama berkuasa.
Kosta Rika menerima 53.000 lamaran pengungsi dari Nikaragua pada 2021, terutama pada bulan-bulan menjelang pemilihan pada November, ketika Ortega meraih masa jabatan keempat berturut-turut setelah memenjarakan pesaing politik.
"Ini adalah jumlah terbesar aplikasi pengungsi (dari Nikaragua) yang kami terima dalam sejarah," Daguer Hernandez, wakil direktur badan migrasi Kosta Rika, mengatakan kepada Reuters.
"Tentu mendekati jumlah yang diterima selama perang pada 1980-an, tetapi kami tidak memiliki catatan tentang itu," katanya.
Pemerintah Nikaragua tidak segera menanggapi permintaan komentar. Pada 2019, setahun setelah protes anti pemerintah dan penindasan oleh pemerintah berikutnya mengguncang Nikaragua, 31.600 orang meminta perlindungan di Kosta Rika. Permintaan suaka itu mereda selama pandemi, tetapi meningkat tajam pada paruh kedua 2021 menjelang pemilihan presiden, yang dikritik oleh Uni Eropa dan Amerika Serikat sebagai tidak demokratis.
Baca: Dua Pengacara Negara Bagian AS yang Menolak Wajib Vaksin Positif Covid-19
Di antara mereka yang melarikan diri dari Nikaragua adalah Gema Martinez, 31 tahun, yang mengatakan dia ditangkap karena berpartisipasi dalam kelompok oposisi bernama Alianza Civica. Reuters tidak dapat secara independen memverifikasi penangkapannya.
"Sangat sulit untuk melarikan diri dan sangat mahal untuk tinggal di Kosta Rika, tetapi itu perlu," kata Martinez.
Baca: Bandit Bersenjata Bunuh 30 Orang di Nigeria
Baca: Kasus Covid-19 di Spanyol Naik