Sabtu 08 Jan 2022 18:13 WIB

Kazakhstan Tangkap Mantan Ketua Komite Keamanan Nasional

Mantan ketua Komite Keamanan Nasional Kazakhstan ditangkap dengan tuduhan makar

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
 Tentara Kazakhstan bersiap untuk menghentikan pengunjuk rasa di Almaty, Kazakhstan, Kamis, 6 Januari 2022. Presiden Kazakhstan mengizinkan pasukan keamanan pada hari Jumat untuk menembak untuk membunuh mereka yang berpartisipasi dalam kerusuhan, membuka pintu untuk eskalasi dramatis dalam tindakan keras terhadap protes anti-pemerintah yang berubah menjadi kekerasan. Negara Asia Tengah itu pekan ini mengalami protes jalanan terburuk sejak memperoleh kemerdekaan dari Uni Soviet tiga dekade lalu, dan puluhan orang tewas dalam kerusuhan itu.
Foto: Vladimir Tretyakov/NUR.KZ via AP
Tentara Kazakhstan bersiap untuk menghentikan pengunjuk rasa di Almaty, Kazakhstan, Kamis, 6 Januari 2022. Presiden Kazakhstan mengizinkan pasukan keamanan pada hari Jumat untuk menembak untuk membunuh mereka yang berpartisipasi dalam kerusuhan, membuka pintu untuk eskalasi dramatis dalam tindakan keras terhadap protes anti-pemerintah yang berubah menjadi kekerasan. Negara Asia Tengah itu pekan ini mengalami protes jalanan terburuk sejak memperoleh kemerdekaan dari Uni Soviet tiga dekade lalu, dan puluhan orang tewas dalam kerusuhan itu.

REPUBLIKA.CO.ID, NUR SULTAN -- Mantan kepala Komite Keamanan Nasional Kazakhstan Karim Massimov telah ditahan atas tuduhan makar dalam laporan Sabtu (8/1/2022). Penangkapan itu terjadi di tengah krisis yang melanda negara tersebut dan banyak pejabat lain yang dipecat.

Dalam sebuah pernyataan, Komite Keamanan Nasional mengatakan bahwa penyelidikan pengkhianatan diluncurkan terhadap Massimov pada Kamis. Pihaknya menambahkan bahwa ia telah ditempatkan di pusat penahanan sementara.

Baca Juga

Massimov, yang diangkat pada 2016, diberhentikan dari posisinya pada 6 Januari oleh Presiden Kassym-Jomart Tokayev saat protes nasional berlanjut. Protes terhadap kenaikan harga bahan bakar gas (elpiji) telah berkembang menjadi kerusuhan besar-besaran di seluruh Kazakhstan selama seminggu terakhir.

"Sejauh ini, 4.266 orang ditahan, termasuk warga negara tetangga," kata Menteri Dalam Negeri dalam sebuah pernyataan dikutip laman Anadolu Agency, Sabtu.

Menurut Kementerian Dalam Negeri Kazakh, setidaknya 18 petugas keamanan dan 26 pengunjuk rasa telah kehilangan nyawa mereka selama kerusuhan yang masih berlangsung. Sebagai tanggapan, Tokayev mengumumkan keadaan darurat di ibu kota komersial Almaty dan wilayah Mangystau yang kaya minyak dari mana protes menyebar ke seluruh negeri.

Baca: Kasus Omicron Melejit, India Kerahkan Tambahan 45.000 Dokter Muda

Wakil Ketua Komite Keamanan Nasional Samat Abish, yang merupakan keponakan dari mantan Presiden Kazakhstan Nursultan Nazarbayev, juga dipecat. Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev memerintahkan tembak di tempat untuk menumpas aksi massa. Ia menyebut, para pelaku kerusuhan sebagai "teroris" dan "militan". Ia juga memberi mandat kepada aparat untuk menggunakan kekuatan mematikan lawan mereka.

"Militan masih belum meletakkan senjata, mereka terus melakukan kejahatan atau setidaknya berniat melakukannya. Perlawanan menghadapi mereka harus dilanjutkan hingga akhir. Siapa saja yang tidak menyerahkan diri akan dihancurkan," kata Tokayev dalam pidato yang disiarkan televisi secara nasional pada Jumat (7/1/2022).

Baca: Lampaui Delta, Covid-19 Omicron Buat AS Sentuh Rekor Kasus Tertinggi

Kasus Covid-19 di Seluruh Dunia Tembus 300 Juta

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement